Minggu, 27 November 2011

Siapa Bilang Tuhan Tidak Adil?

Semua orang pasti pernah mikir, "Tuhan, engkau sungguh tidak adilnya." Termasuk aku. Aku juga pernah mikir gitu dan setelah aku pikir-pikir lagi ternyata enggak. Tuhan itu adil, maha adil malahan. Jadi jangan pernah menghakimi Tuhan yg super adil dengan pikiran-pikiran kayak gitu. Semuanya sudah dibuat-Nya adil dan seimbang. Tuhan membuat matahari terbit di sebelah timur dan membiarkannya terbenam di sebelah barat. Tuhan menjadikan terang 12 jam dan gelap 12 jam juga. Tuhan membuat panas dan dingin dengan tempo yg sama. Dan banyak banget hal-hal yg menunjukan betapa adilnya Tuhan itu.

Ya emang kadang Tuhan bisa terlihat tidak adil. Tuhan menciptakan perempuan yg cantiknya ngalahin Jessica Alba, super jenius, kaya berturun-turun, supel, dan bahagia pula. Gimana nggak perfect kalo gitu? Tapi bisa aja di sisi yg nggak keliatan dia ini psikopat dan suka makan bayi or anything. Tuhan tidak pernah membuat sesuatu yg berat sebelah.

Tuhan membagikan cinta dan kasih yg sama ke setiap makhluk ciptaan-Nya. Seadil-adilnya induk burung kutilang pas ngasih makanan ke anak-anaknya masih tetep adil Tuhan. Induk burung kutilang hanya akan memberi anaknya yg bersuara dan membuka mulut lebar-lebar. Anakan yg nggak ngelakuin itu bakalan dibiarin mati kelaparan. Tapi Tuhan? Dia memberi bahagia yg sama pada semua makhluknya. Hanya, beberapa dari kita tidak tau cara mensyukuri dan menikmati bahagia yg sudah Dia beri.

So, God, you're the most solomonic in life. Thanks.

NB: Tuhan dalam keyakinanku adalah Allah.

Sabtu, 26 November 2011

Orang yang Sedang Jatuh Cinta

Postingan ini masih nggak jauh-jauh dari masalah cinta, ketauan juga dari judulnya. Aku lagi-lagi mau ngepost hal yg berhubungan dengan perasaan cintaku. Maafkan, blog. Seketika kau jadi blog galau *pukpukin laptop*.

Ya udah aku ceritain di postingan yg sebelumnya kalo aku ini sedang jatuh cinta. Aku sedang jatuh cinta. Banyak hal-hal berbeda dari kelakuan kita pas sedang jatuh cinta. Kita jadi bertingkah dan bersikap lucu, aneh dan tidak sewajarnya. Bersikap 70-an, alay, diam melamun, berkhayal, nulis hal-hal yg ke-alay-an, dan lain lain. Yap, gara-gara cinta kita kita kembali ke masa remaja bagian alay dan menantang arus metamorfosis remaja era global.

Pas lagi jatuh cinta, kita bisa mengabaikan semua hal yg ada di sekotar kita. Kita hanya fokus sama orang yg membuat kita menjadi seperti ini. Bolak-balik ngecek inbox hp, nungguin status sms dari “pending jadi “delivered”, ngecek status-status Facebook atau twit orang yg kita suka, dan lain-lain. Orang yg sedang jatuh cinta itu seketika menjadi apatis.

Pas lagi jatuh cinta, kita terus dan terus memikirkan orang yg membuat kita bertingkah seperti ini. Memikirkan dia sedang apa, apa yg ada dipikirannya, bagaimana perasaan dia ke kita, menebak-nebak apakah dia memberi feedback juga, dan lainnya. Orang yg sedang jatuh cinta itu resah.

Pas lagi jatuh cinta, kita terus menerus menunggu. Menunggu waktu yg tepat untuk mengutarakan perasaan kita ke orang yg kita suka, menunggu dia memberi sinyal-sinyal balasan. Dan terkadang, kita akan terus dan terus mengulur waktu bahkan saat kita tau bahwa momen dan saatnya sudah sangat tepat. Orang yg sedang jatuh cinta itu penyabar.

Pas lagi jatuh cinta, kita selalu terniang dan kepikiran orang yg kita suka.Kita hanya membayangkan bagaimana dia itu. Bagaimana cara dia tersenyum, tertawa, berbagi cerita, melontarkan lelucon, bagaimana dia marah, bagaimana kelakuannya yg juga tidak biasa saat bersama kita, dan lain-lain. Orang yg sedang jatuh cinta hanya menggunakan otak kanan.

Pas lagi jatuh cinta, kita membaca hal-hal menyenangkan yg dia kirim ke kita seperti membaca novel teenlit. Yang dulunya nggak suka baca, tiba-tiba pas jatuh cinta kita jadi kutu sms (sejenis kutu buku). Senyum-senyum sendiri, tegang, emosi, galau, dan nggak sedikit yg sampai ketawa ngakak. Orang yg sedang jatuh cinta itu menjadi penikmat tulisan secara mendadak.

Pas lagi jatuh cinta, kita hanya menginginkan dia. Merasa dia sudah mutlak harus menjadi milik kita, merasa jealous saat dia sedang dengan teman laki-lakinya, memaksa orang yg kita suka masuk jauh ke dalam perasaan kita, dan lain-lain. Orang yg sedang jatuh cinta itu egois.

Pas lagi jatuh cinta, kita menyembunyikan perasaan kita. Menutupi perasaan kita sehingga tidak terlalu naik ke permukaan, menyibakkan perasaan kita menggunakan kain perca dan menginjaknya, dan lain-lain. Orang yg sedang jatuh cinta itu menjaga rahasia dengan sempurna.

Pas lagi jatuh cinta, kita bertemu dengan orang yg kita suka di tengah keramaian dan pura-pura mengabaikannya. Kita tidak berani menyapa, berbagi senyuman, atau bahkan melihat orang yg kita suka. Kita hanya membiarkan dia lewat di sebelah kita lalu berpaling dan melihat punggungnya menjauh dari keberadaan kita. Orang yg sedang jatuh cinta itu seperti kapal laut.

Ya, menurutku hal-hal di atas adalah hal-hal yg dilakukan dan dijadikan orang-orang yg sedang jatuh cinta. Hampir semua orang yg sedang jatuh cinta melakukan hal-hal di atas. Exactly I did these weird things too. Aku bertingkah layaknya di dunia ini cuman ada 3 hal. Aku, dia, dan cinta di tengah-tengah kita. Tapi terkadang hanya ada 2 hal, cuma aku dan dia. Tanpa ada cinta di antara aku dan dia.

Terkadang saat jatuh cinta ada keadaan dimana kita merasa digantung. Kita digantung, beberapa detik kemudian susah bernapas, semenitan kemudian kita tewas dengan susah payahnya, dan sehari kemudian nama sudah kita ada di koran. Bukan, bukan digantung yg ini. Kita merasa digantung atau menggantungkan status hubungan kita dengan orang yg kita suka. Bukan, bukan karena kita nggak berani buat ngungkapin perasaan kita ke orang yg kita suka. Cuman, kita terus dan terus bersabar menebak keseriusan orang yg kita suka. Ya, seperti itu.

So, when someone falling in love, he’ll acts like he is a actor in a romantic movie. Do all things like a movie and do things weirdly.

Kamis, 24 November 2011

Seni Tidak Hanya Dilakukan di Atas Kanvas

Yap, saat ingin membuat seni kita tidak harus membuat lukisan indah di atas kanvas. Seni bisa dilakukan dimana saja. Tadi di sekolah aku lagi iseng-iseng bikin artwork The S.I.G.I.T. di kelas. Di atas meja tempatku duduk memperhatikan celotehan berilmu guru-guru di sekolahku. Berawal dari coretan iseng menggunakan tip-x dan di tumpuk dengan coretan menggunakan bolpen. Jadilah,


Emang nggak terlalu bagus dan nggak terlalu mirip personil-personil asli The S.I.G.I.T., tapi coretan iseng ini cukup membuat aku bangga dengan kemampuan tanganku. Thanks God, you gave me a great nature arts talent. Appreciate that.

Selasa, 22 November 2011

Puisi

I got an inspiration a couple hours ago, then I wrote it down into a poem. This one is about rain. What rain could bring for us, for every life nature on earth. Here it goes. This one's called "Semesra Hujan".

Aku suka ketika melihat tanah mulai basah.
Aku suka ketika melihat dedaunan mulai basah.
Aku suka ketika melihat dunia mulai basah.

Sekelebat mesra yang dibawa,
Semesra tetes hujan saat berbaur dengan bumi.
Tiap butir yang tersirat,
Membawa tenteram tiada tara.

Semuanya seketika temaram,
Gelap dan menenangkan.
Hujan, hujan,
Stagnasikan dunia kita secara berkala.

Konstruksi alam yang membawa tenang.
Komposisi indah tak tersibak luas.
Nada kencang syahdu menyentak.

Hujan,
Jatuhlah dengan tenang.
Hujan,
Biarkan budak menikmati senang.
Hujan,
Alam membasah sampai bersorak riang.
Hujan,
Jangan berhenti bawakanku tenang.

Ya, semesra hujan,
Saat membaurkan kenangan.

Kamis, 17 November 2011

Menunggu Menurut Sudut Pandang Perempuan Spesial

“Menunggu itu adalah sesuatu hal yg sangat absurd di dunia ini, tidak tentu apakah kita akan dipilih atau tidak. Menunggu adalah suatu momen penghilang waktu yg berharga demi sesuatu yg tidak jelas. Apakah kita harus menunggu? Apakah orang atau sesuatu yg kita tunggu merasa kalau dirinya atau apapun kita nanti? Menunggu adalah penantian panjang yg belum jelas hasilnya.”

Super sekali..

Hampir semua orang juga harusnya tau kalo “menunggu” itu bisa serumit itu kalau sesuatu yg kita tunggu belum kunjung ada. Dan hal yg paling tidak enak saat kita menunggu adalah.. Galau. Perasaan paling mengganggu dipikiran semua orang. Aku pernah kehilangan kesempatan dari orang yg aku sayangin gara-gara dia mungkin menunggu terlalu lama dan dia nggak punya kesabaran yg cukup besar.

Dan poinnya sekarang adalah, apa yg dia tunggu? Apa dia nunggu aku buat nyatain perasaanku ke dia? Apa dia nunggu kesempatan buat nyatain perasaan dia ke orang lain? Apa dia nunggu angkot? Enggak, ini nggak mungkin. Nggak mungkin seseorang sampe nulis hal yg bagus kayak di atas itu pas dia lagi nunggu angkot. Dan sekarang ini yg bisa aku lakuin adalah menebak-nebak secara random tentang apa yg dia tunggu ini. We’ll see. Thus, aku juga nggak mau kehilangan orang yg aku sayangin lagi gara-gara dia nunggu kelamaan. She should know how big my love for her. Yes, she should know.

Postingan Lorong Waktu Kebanting

Waktu kita sedang jatuh cinta atau mulai sayang sama seseorang, kita biasanya bakalan ngelakuin hal-hal yg aneh, norak ataupun alay. Hal-hal yg biasanya  wajar dilakuin seseorang waktu dia sedang jatuh cinta. Aku pernah liat di TL twitter ada yg ngetwit jam, biasanya inisial dia sama orang yg dia sayang. Pertamanya aku mikir, “Cocote, norak banget.” Besoknya aku ikutan ngetwit gitu. Nggak tau gimana hal-hal aneh kayak gitu emang udah jadi keharusan pas kita lagi jatuh cinta. Udah kayak ayam goreng kremes, french fries, sama Coca-Cola. Nggak tau nyambung di bagian apanya pokoknya di KFC itu sepaket.

Dan sekarang ini aku lagi terkena syndrome buat ngelakuin hal-hal norak kayak begituan. Ya, aku jatuh cinta. And yap, berati postinganku sebelumnya yg tentang lorong waktu itu absurd. Aku jatuh cinta lagi.

Setauku cowok bisa jatuh cinta sama cewek setelah beberapa tatapan dalem ke mata. Tapi aku, aku cuman butuh beberapa sms biasa buat bikin aku jatuh cinta sama dia. Sebegitu gampangnya.

Aku udah beberapa kali jadi tukang ojek dadakannya dia dan main buat sekedar nongkrong sama dia. Sebenernya aku ngajak dia main cuman buat aku bisa berada deket dari dia. Ya, modus seseorang yg sedang jatuh cinta. Kita juga sekarang ini udah smsan tiap hari. Oke, bagian ini nggak usah dibatin gini, “Opo wi smsan? Jek usum to? Saiki kan usume BBM-an.” Enggak, bukan karena aku terlalu kere buat bisa megang Blackberry. Tapi emang akunya nggak terlalu suka sama barang rumit, rapuh dan ngetren itu. Benda ribet mahal yg gampang rusak.

Terakhir kita pergi bareng bertiga ke Coffee Time, Tembalang. Kita ditemeni sama temen paling nggace pemegang blog Brengseknya Temenku. Si Agus (alias Ronto). That was absolutely a quality time with her. Waktu itu disana kita main kartu remi dengan peraturan kalah coret. Aku yg emang dewa judi banget cuman kalah beberapa kali dan kena coret sedikit *sebul jambul* dan dia sama si Ronto yg kalah secara membabi buta. But the best part of that quality time is, I sat really near beside her. Damn, love that moment. Dan terakhir abis itu kita sedikit foto-foto pake webcam. Here some pictures from that moment,







Dan rencanaku selajutnya adalah.. Terus-terusan deketin dia secara mendroposilis sampe akhirnya aku yakin dia ini emang the one. Kenapa sampe yakin? Kenapa nggak langsung aja bilang kalo aku suka sama dia? Kenapa banyak sekali kenapa di hidup ini? Bentar, aku mau merenung sebentar. Nah, udah. Jawabannya karena aku nggak mau cerita cintaku sebelumnya yg kampret banget terulang lagi. Aku nggak mau membuat perasaanku terlalu naik ke permukaan dan nantinya ditenggelamin lagi sama orang yg mulai aku sayangin ini. Ya, pengalaman membuat seseorang belajar. Akhirnya, I’ll ask her to be my girlfriend. Rencana sudah tertata secara rapi. So, the time is near, and when the time comes, we’ll be as one. Amin.

Minggu, 06 November 2011

Purwokerto Bukan Hutan Belantara

Beberapa hari kemarin aku sekeluarga pergi ke Purwokerto. Kita disana sekitar empat harian. Kita berangkat pas rabu malem. Sebelum berangkat, aku punya bayangan kalo Purwokerto itu masih kelam banget. Orang-orangnya masih berpakaian ala warga jogloan, jarik, batik, blangkon. Aku ngira orang-orang sana masih mengkonsumsi ulat pohon, masih suka foto-foto dengan pose telunjuk nempel bibir, dan banyak bayangan-bayangan absurd ABG metropol yg nggak tau gimana tentramnya kawasan daerah. Setelah sampe sana, ternyata semua yg ada dipikiranku semu aja. Orang-orangnya udah pake pakaian normal, udah pada makan nasi dan lauk-pauknya, tapi masih ada juga orang yg foto dengan pose telunjuk nempel bibir (tetep).

Sebelum berangkat sebenernya aku udah punya beberapa rencana setelah ntar sampe sana mau ngapain. Pertama: jalan-jalan sebentar, kedua: makan, ketiga: tidur. Tapi seperti biasa, rencana tinggal rencana. Sampe sana ternyata tengah malem. Boro-boro mau jalan-jalan, begitu sampe kita semua pada langsung gedubrak tidur tanpa aba-aba.

Dan hal pertama yg aku sadar adalah aku nggak bawa ganti sempak. Ini kampret luar biasa. Dengan terpaksa selama di Purwokerto aku nggak ganti sempak sama sekali. Dan aku sempet konsultasi sama Iman via twitter, aku nanya apa efek ke depan kalo nggak ganti celana selama empat harian. Dia bales, “Tumbuh spesies baru..” Pantesan aja kerasa kayak ada yg ngeraung-raung minta keluar di daerah sekitar atas titit. Iman, kau memang guruku.

Hari kamis kita nggak kemana-mana, cuman di rumah, plongah-plongoh, hola-holo, ngolet-ngolet, bangun-tidur. Seharian itu, rencana yg udah disusun sebelum berangkat resmi berantakan. Kalo ada radio, kita mungkin bakalan request lagunya Mbah Surip yg “Bangun Tidur”. Lagunya pas banget buat kita seharian itu. Kita mau jalan-jalan gimana caranya, kita baru pertama ke Purwokerto. Daan masalah utama orang yg baru pertama kali berkunjung adalah.. Nggak tau jalan. Kalo kemarin kita asal jalan-jalan aja mungkin ntar judulnya nggak jalan-jalan. Tapi “Bolang Nyasar Nang Purwokerto”.

Besoknya agak mendingan. Kita sekeluarga akhirnya jadi jalan-jalan dengan dianterin temennya ayah. Kita diajak ke kotanya. Percayalah, Purwokerto juga ternyata ada kotanya. Aku pertamanya mikir kalo disana cuman hutan belantara dengan harimau putih yg siap menerkam dari mana saja, ternyata salah lagi. Disana ada mall, KFC, Papa Ron’s Pizza, Sri Ratu,  gedung-gedung tinggi lainnya. Salut. Tapi semaju-majunya Purwokerto, Semarang tetep lebih maju #NggakMauKalah. Trus kita juga sempet karaokean di Purwokerto. Tempatnya lumayan enak, nggak kalah juga sama Semarang. Tapi sekali lagi, semaju-majunya Purwokerto, Semarang tetep lebih maju #LagiLagiNggakMauKalah.

Pas maghribnya kita sekeluarga mau nginep di resort daerah sekitar tempat wisata Batu Raden. Masih di Purwokerto juga. Di perjalanan kita mampir makan malem dulu di rumah makan khusus menu ikan. Aku yg emang nggak terlalu suka ikan terpaksa ikutan partisipasi sedikit. Waktu itu mesen apaan nggak tau namanya. Pokoknya ikan lumayan gede trus dikasih kuah warna kuning. Hoek. Sekilas ikan ini mirip gurame lagi kena penyakit kuning. Tapi yg bikin aku bingung banget sama restoran ini adalah, ada satu menu yg namanya “Dagu Penyet”. Demi Doraemon dan Shizuka, ini dagu siapa yg dipenyet!? Mau-maunya aja mereka donorin dagunya buat dimakan orang lain.. Sampai akhirnya aku tau kalo ternyata yg dipenyet itu dagu ikan.

Fiuuh.. *nelen ludah*

Kita sampe di resort-nya jam 9-an. Waktu itu kabutnya udah ngalahin asep motornya Lendra. Juga disana dinginnya ngalah-ngalahin Bandungan yg setauku adalah daerah terdingin di Kabupaten Semarang. Dinginnya nggak beda-beda jauh sih. Kalo Batu Raden 15, Bandungan 3. Iya, itu berati bedanya jauh.

Paginya kita masuk ke tempat wisata Batu Radennya itu. Yang pertama kali pengen kita coba adalah terapi ikan. Kita termotivasi buat nyoba terapi itu gara-gara lumayan banyak orang yg masuk TV gara-gara tu terapi ikan. Ya, ingin masuk TV adalah salah satu alasan keingintahuan seseorang. Tapi ternyata kita nggak masuk TV. Terapi ikan ini murah banget, cuman bayar Rp 5000 kita bisa terapi sampe tempatnya tutup. Tapi nggak mungkin juga kita terapi sampe tempatnya tutup. Bisa-bisa masnya yg jaga langsung deketin kita trus teriak,

“Pak, dari tadi kok nggak selesai-selesai toh!?” Tentunya dengan aksen jawa medok.

“Ya kita bayar kok!” Ayah ngejawab gitu.

“Oh, okeh!” Dia pergi sebentar trus ngambil se-ember ikan piranha trus dimasukin ke kolam terapi. “Rasain tuh terapi! HAHAHAHAHAHAHA!” Langsung dia ketawa los kayak penjahat di sinetron-sinetron Indonesia. Akhirnya kita tewas tanpa sisa.

Sadis dramatis.

Pertama kali nyobain terapi ini, sensasinya nggak main-main. Kita langsung ketawa ngakak gara-gara kecupan halus ikan-ikan lucu ini. Kalo mungkin jaman sekarang masih ada “Putri yang Tidak Bisa Tertawa” dia kudu nyobain terapi ini. Ini aku ada foto gimana ekspresi pas terapi.

Terangsang gara-gara kecupan ikan-ikan.

Tiga pria horny ceria.

Hal yg aku kagumi banget dari Batu Raden ini adalah toiletnya. Dimana toilet disana nggak ada pungutan ikhlasnya. Kayaknya semua toilet umum seluruh Indonesia kudu nerapin yg sama kayak di Batu Raden ini. Trus kita keliling disana sampe kaki mulai berdecit, kemudian pulang ke rumah dan tidur lagi. Kekurangan aktivitas yg bisa dilakukan membuat hari-hari penuh dengan percengkramaan dengan kasur. Kampret.

Lalu, malem minggu. Malem minggu kali ini bener-bener malam yg panjang. Aku direpotin ayah soal ngerakit antena. Ini ayah belajar dimana cara ngerepotin orang yg macam itu. Aku nggak pernah megang antena, apalagi tau cara ngerakitnya. Jadilah dengan ilmu sotoyku aku mulai ngerakit. Bongkar-pasang, pasang-lepas terus-terusan sampe akhirnya jadi. Tinggal nyangkutin ke atas genteng. Dari sana aku mulai sadar kalo aku punya bakat jadi direktur utama di perusahaan gede. Nggak tau nyambung dari mananya tapi amin.

Sekarang kita sekeluarga udah sampai rumah di Semarang dengan selamat. Dan ini aku lagi nginget-ngeinget apaan aja yg kita lakuin di Purwokerto kemarin. Trus bakalan aku post ke blog. Oiya satu lagi, aku mau terima kasih banget sama Purwokerto ini. Semenjak disana aku udah tau gimana cara gunain WC duduk dengan cara yg benar. Terima kasih *kecup*.

Selasa, 01 November 2011

Ketika Orang-Orang Mulai Membutuhkan Lorong Waktu

Semua orang pasti sering kali mikir, “Kalo aku punya mesin waktu mungkin hal yg nyakitin kayak tadi nggak mungkin kejadian.” Emang nggak mungkin buat kita ngulangi lagi apa yg udah terjadi di masa lalu. Kita cuma bisa nyoba buat ngelupain semua kenangan-kenangan baik/buruk yg selalu maksa buat diinget.

Kalo aku punya Doraemon mungkin sekarang aku lagi di tahun 2008, pas lagi awal semester kelas 9 SMP. Aku cekek dari belakang objekku di masa lalu sampe mati, trus mulai cerita hidup baru lagi. Dimulai dari kelas 9 SMP, umur 14 tahun. Sadis. Pas umur segituan aku masih belum ngerti apa itu “cinta”, dan nggak pernah nganggep terlalu serius kalo ada cewek yg naksir sama aku. Ya, percalah kalo ada juga cewek yg naksir sama cowok model aku gini. Nggak kayak sinetron-sinetron di jaman sekarang yg nampilin banyak banget anak seumuran Dora yg udah mulai sotoy soal cinta. Aku pas umur segituan aja aku masih suka makan disuapin. Pas masih belum suka ngerokok, main, dan banyak hal yg dilakuin banyak ABG lainnya. Dan yg paling bikin hari-hari bisa ceria adalah.. Waktu itu keluarga masih adem-adem aja. Belum ada ribut-ributan tiap hari, belum ada curhatan-curhatan orang tua, pokoknya waktu itu aku ngerasa aku punya keluarga yg terbaik. Serius, aku harus balik ke masa-masa itu.

Waktu itu aku masih nggak terlalu ngurusin masalah hidup. Mau mati kek, hidup kek, makan kek, enggak kek, ngalir aja. Nggak kayak sekarang. Yang kayak, “Buk, minta uang buat beli kaos.”

“Kaos apa lagi!?” Ibuk ngejawab setengah ngebentak. “Kemarin udah beli kaos, sekarang beli lagi!”

“Kemarin aku nggak beli kaos buk, udah sebulan yg lalu.” Jawabku sambil sedikit memelas dan bohong.

“Udah, kapan-kapan lagi aja beli kaosnya. Nunggu remon turun.” Trus aku balik ke kamar sambil nahan nangis dan gondok.

Krisis dramatis.

Sampai akhirnya aku mulai bisa ngerasain sayang sama cewek. Pertama kali sayang sama cewek pas tahun pertama masuk SMK. Namanya Winra. Kita pacaran beberapa bulan sampai akhirnya putus gara-gara aku jatuh cinta sama cewek lain. Sempet sekali balikan tapi kita emang nggak cocok. Bukan ding, aku bikin alesan kalo aku lagi nggak mau ada cewek yg care sama aku. Aku cuman pengen ngalir di sungai hidupku sendiri aja, sekarang-sekarang ini. Dan dia ngerti aja (sumpah dia ini pengertian banget).

Untuk yg bagian cinta-cintaan ini aku nggak pernah sama sekali pengen ngulangin. Karena kalo diulangi menurutku ceritanya bakalan tetep sama. Salah 1 dari orang yg nyebur ini bakalan lebih “basah” dari yg 1 lagi. Karena cinta emang gitu, menurut perspektifku sendiri. Cerita cinta yg sama dijalani setiap orang dengan sama pada setiap cintanya. Deket, jadian, ribut dikit, konflik gede sampai akhirnya putus. Dan kadang ada yg dibumbui dengan perselingkuhan yg akan bikin yg 1nya lagi tambah “basah”.

Dan apa yg terjadi pada cinta itu exactly berlaku juga buat aku. Aku ngerasain gimana pas jatuh cinta, gimana pas lagi deket-deketnya, gimana pas ributnya dan akhirnya putus. Jadinya kayak aku naik sebuah biang lala yg bisa disebut cinta. Aku ngerasa biang lala ini muter tapi ternyata enggak. Dia tetep di porosnya seperti perasaan kita saat jatuh cinta. Ngerti? Sebenernya aku sendiri lagi ngerancau pas ngetik ini. Ya pokoknya cinta itu.. pasif. Nggak pindah, nggak berubah, dan nggak bakalan. Dan apa sekarang ini saatnya aku berhenti bermain cinta dengan main-main? Dan ngejalani kehidupanku layaknya diumur 10 tahun yg bebas itu? Exactly, I should stop. Dan aku bakalan mulai mainan cinta lagi ini pas udah siap, udah kerja, udah punya duit sendiri. In short, pas udah matang.

*Nyetel lagu Efek Rumah Kaca – Jatuh Cinta itu Biasa Saja*

Thus, aku mungkin bakalan nyebur lagi dengan serius pas udah punya kerjaan. Dan abis itu aku bisa nyeleksi-nyeleksi lagi wanita mana yg bakalan bareng sama aku sampe besok punya cucu yg lucu-lucu. Sehingga pas besok pasanganku nanya, “Kita bakalan kayak gini terus ‘kan?” Aku bisa ngejawab dengan penuh tanggung jawab pertanyaan yg kadang sulit banget ditepati ini. Dan kebanyakan remaja seumuranku sekarang kalo ditanya gitu pasti bakalan dengan mantep jawab “Ya” tanpa mikir apakah dia bisa bener-bener megang dan nepati janji model gini. Sehingga.. Cerita cintaku yg serius bakalan dimulai pas aku udah matang dan bisa ngeyakinin aku sendiri bahwa aku udah nggak butuh lorong waktu lagi seperti sekarang.