Rabu, 28 Maret 2012

Jatuh Cinta Hanya Butuh Tujuh Hari

Ternyata sudah lama nggak nulis disini. Sekarang ini klimaksnya. Saatnya untuk mengeluarkan unek-unek yang sedang paling menguasai di dalam sini.

Blog, maafkan pemilikmu ini ya. Aku memang terlalu banyak cerita. Tapi apa gunamu kalau bukan untuk seperti ini.

Jadi, begini..

Sekarang ini, aku sedang jatuh cinta. Lagi. Iya, lagi. Setelah baru beberapa minggu yang lalu aku memutuskan komitmen dengan si Anfa, ternyata sekarang aku sudah jatuh cinta lagi dengan orang lain.

Bukan karena terlalu mudah untuk membuang rasa sayang pada orang. Tapi, karena jatuh cinta itu memang bisa saja secepat ini.

Kali ini, aku jatuh cinta bukan dengan perempuan yang biasanya aku mau. Dia ini punya kebebasan yang nyaris mutlak. Pergaulan yang sangat terbang. Dan bla bla bla lainnya tidak penting. Yang terpenting, sekarang ini aku cinta padanya melebihi orang lain. Tidak peduli seperti apa kebiasaannya, tingkah lakunya, rutinitasnya, dan lain-lainnya. Tidak peduli dia akan mendengar atau pun melakukan hal yang aku inginkan atau tidak. Dia memang seperti itu. Dan aku tidak akan pernah mencoba untuk merubah dia. Merubah dia yang sekarang ini sama saja dengan merebut kemerdekaan bangsa lain. Aku tidak akan pernah mencoba untuk merubah apa yang sudah dia gemari. Aku hanya cinta padanya. Memang aneh. Apa lagi kita baru kenal sekitar seminggu.

Aku belum bisa membaca, atau paling tidak menebak-nebak bagaimana perasaan dia ke aku. Jujur, dia ini labil. Kadang menyenangkan, kadang membosankan, dan ada kalanya dia akan terlihat seperti sama sekali tidak memberi feedbak yang impas, sehingga menjadi super membingungkan.

Jujur, dari cerita lain di masa lalu, aku pernah dekat dengan perempuan yang seperti dia ini. Menyenangkan, chatty, memberi harapan, tapi kemudian pergi begitu saja. Seperti itu sebenarnya yang aku takutkan saat ini. Dia akan melakukan hal yang sama dengan dia yang dari dunia lalu. Meninggalkan setelah mengajak. Seperti kehilangan Ibu di keramaian pasar.

Kalau memang tidak suka, sudah, berhenti saja disana, kemudian belok ke arah lainnya. Mumpung ini belum terlalu jauh. Jangan gandeng tanganku bersamamu, tapi kemudian kamu memberhentikan taksi dan naik sendiri. Tapi, kalau memang suka, mari kita coba bersama. Aku tidak akan peduli kamu akan sejauh apa dari aku disini. Di dalam sini, kamu sudah membirukan semuanya. Sehingga menjadikan terang dan bahagia.

Jujur, tadi siang aku sangat bahagia bisa bersama kamu. I can't explain how was it feel, but that was truely wonderful. These word is a bit too much but it's real, no lies. Kalau sudah seperti siang itu tadi, aku hanya ingin terus bersama kamu, dan bahagia sampai kapanpun. Tidak perlu ada gelisah karena rindu yang tidak bisa diwujudkan.

Okay, the last thing is, trust me, I love you more than you will ever know. Come on try this with me. My feel's just too deep now.