Minggu, 08 April 2012

Penjelasan Tentang Semuanya

Halo. Terima kasih ya tadi siang. Terima kasih untuk kangenmu ke aku. Aku baru tahu kalau ternyata kangen yang kamu maksud adalah "Anterin aku ke KFC, anterin aku ke rumah temenku." Kangenmu itu secara tidak langsung membuat aku jadi tukang ojek. Tapi bukan, bukan itu yang aku masalahkan. Tapi, percakapan kamu dengan temanmu, yang secara tidak langsung juga kamu seperti mengatakan itu ke aku. Secara langsung meminta aku untuk mengerti kamu, kalau kamu belum bisa. Atau, belum siap.
You know something? Sewaktu aku memanjat dinding rumahmu yang setengah jadi, aku sebenarnya menunggu kamu untuk keluar, dan menemani aku. Tapi ternyata kamu lebih memilih bersama teman-temanmu di dalam rumah untuk membahas hal yang sebenarnya tidak penting. Tahu apa? Sebenarnya percakapan kalian tentang teman-teman lain kalian itu membuat aku muak. Sangat muak.
I feel mad, I feel sick, I feel so starving of your love. But, don't you ever understand? Don't you ever know how was it hurt to be ignored? No. You never know. You never understand my heart. You were ignored my feel, like it doesn't exist here.
Sewaktu di jalan pulang, pulang yang penuh kemarahan, pulang yang berarti perpisahan itu, aku terus berpikir, should I go back and tell you how I love you so much? Aku berhenti di pinggir jalan, dan terus berpikir. But no, I wouldn't go back. Itu percuma. Karena kamu tidak pernah mengerti. Karena kamu lebih memilih stuck di belakang sana, sementara di depanmu ada laki-laki yang sangat mencintai kamu dengan tulus. Walaupun tanpa berjuang. Tapi, sangat mencintai kamu.
"There are far, far better things ahead than any we left behind."-C.S. Lewis
Kutipan di atas itu, secara tidak sengaja, menuju ke kamu. Apa kamu akan terus terjebak di masa lalumu, ketika kamu, katamu, merasa disakiti oleh laki-laki yang benar-benar kamu sayangi itu, so stuck in deep trauma? Hoh, well it's your decision. Aku juga pernah terjebak di masa lalu yang seperti kamu. Hampir sama persis seperti kamu. Menyayangi dengan sangat dalam, tapi kemudian disakiti (dan dilakukan lagi oleh kamu). Jujur, sebelum kenal kamu, aku belum bisa menjauh dari dia. Dia begitu spesial, begitu berarti, begitu aku sayangi, in short, dia ini segalanya untuk aku. Tapi, takdir Tuhan menyuruh aku move on, dengan kenal dengan kamu. Jujur, beberapa hari setelah kita kenal, aku jadi sedikit-sedikit melupakan dia yang segalanya ini. Kamu tahu apa yang membuat kamu spesial? Kamu bisa membuat aku melupakan dia, dia yang segalanya ini, sementara orang lain tidak bisa. Itu yang membuat aku sayang sama kamu, yang membuat aku ingin serius dengan kamu, yang membuat aku ingin punya hubungan yang bisa membuat orang-orang berpikir, "Wow, mereka masih bareng sampai sekarang?" But you don't so. Oh well, thank you. Ternyata aku malah sekarang jadi terancam terjebak di masa lalu lagi seperti di masa lalu. Seperti kamu. Karena kamu. Lucu ya kamu. Bagaimana kamu bisa membuat orang lain stuck di kamu, sementara kamu malah stuck lebih parah di belakang sana.
Sudahlah, aku ingin move on. Aku ingin melupakan kamu. Wish me luck so.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar