Senin, 26 Desember 2011

Nostalgia Memutar Ulang Waktu

Desember akhir. Kalau udah kayak gini, kita pasti mulai berfikir tentang rencana resolusi di tahun yg baru. Dan kebanyakan, biasanya, gagal diwujudkan. Aku inget rencana resolusiku pas mau masuk tahun 2011. Aku pengen jadi lebih rajin di sekolah, aku pengen tambah rajin sholat, dan lain-lain. Dan tebak, semuanya sekarang gagal aja. Nggak kejadian. Cuma rencana, rencana resolusi, yg sebenarnya, penting untuk dilaksanakan.

Dan ketika seperti ini juga, ketika kita sedang berfikir resolusi apa yg akan kita buat di tahun depan, flashback kenangan di tahun 2011 biasanya juga akan bermunculan di kepala kita. Seperti terjadi nostalgia, di otak kita sendiri. Aku ingat pas aku Praktik Kerja Lapangan di Solo, aku ingat disana aku ditaksir sama mbaknya teman disana, aku ingat aku tidak menghiraukan dia karena aku punya pacar, mantan pacar, yg lebih baik di Semarang. Aku ingat sehabis pulang PKL rambutku gondrong, aku ingat ketika masuk sekolah pertama kali dengan keadaan gondrong ini sangat banyak adik kelas yg melihat takjub. Aku ingat saat dipanggil “mbak” sama guru karena gondrongnya rambutku ini berlebihan. Aku ingat ketika pertama kali nonton konser The S.I.G.I.T., aku ingat ketika itulah pertama kali aku kecanduan rokok. Aku ingat ketika menonton konser The S.I.G.I.T. yg kedua kalinya aku hampir tidak bisa bernafas karena saking semangatnya. Aku ingat ketika aku menyakiti perasaan perempuan yg aku sayang, aku ingat ketika aku disakiti perempuan yg sangat aku sayang. Aku ingat ketika pertama kali menonton Efek Rumah Kaca secara langsung. Aku ingat ketika aku dapat peringkat 14 di semester pertama kelas 12 ini, aku ingat betapa excited-nya aku ketika ibu ngomong peringkatku itu. Aku ingat bagaimana aku jadian sama pacarku yg sekarang ini, aku ingat bagaimana gagunya aku ketika menyatakan cinta ke dia. Semua kenangan ini, flashback ini, memaksa untuk diingat. Sengaja, ataupun tidak.

Seperti potongan-potongan kenangan kecil kita, semuanya tiba-tiba bermunculan. Semua kenangan ini, yg baik untuk diingat ataupun tidak, selalu memaksa kita untuk mengingatnya.

Sudah waktunya untuk berubah, aku inginkan resolusi secara nyata. Resolusi, yg seharusnya, bisa aku kerjakan. Resolusiku:

-          -     Berhenti merokok,
-          -     Lulus SMK ini, lolos Ujian Nasional, dengan nilai yg memuaskan,
-          -     Masuk ke ISI (Institut Seni Indonesia), Jogja,
-          -     Nyetir mobil keliling kota, dan
-          -     Lain-lain.

Amin.

Pada akhirnya, kita biasanya, hanya akan mengamini resolusi kita. Tanpa tau apakah kita akan serius untuk melaksanakannya. Dan pada akhirnya, resolusi hanya menjadi doa atau harapan. Bukan keinginan yg dibutuhkan.

Sudahlah, sudah cukup nostalgia sambil memutar ulang waktunya.

Minta Uang Pada Pemerintah Untuk Kangen

Sakit itu nggak enak. Bayangin aja, mau makan yg rasanya enaknya kayak apapun, pasti ntar kerasanya bakalan pahit kalo kita lagi sakit. Bawaannya cuma tidur, smsan, makan nggak nikmat, bolak-balik kentut, e’ek, dan gitu terus. Gara-gara sakit, waktu kerasa lebih dekat untuk kita ke alam baka.

Dan, aku lagi sakit. Bronkitis. Ya, bronkitis. Sebenarnya aku nggak terlalu ngerti ini penyakit apaan. Aku taunya Cuma, ini penyakit yg ada hubungannya dengan paru-paru, dan ini bikin kita nggak boleh ngerokok dan nggambar sambil tengkurep di lantai. Kampret. Penyakit yg bikin orang bermental seni jadi bermental gelandangan-yg-tidur-di-emperan-ruko.

Tapi, se-enggak enaknya sakit, lebih nggak enak kangen. Kangen. Kangen itu serba salah. Kita resah pas nggak ketemu, dan kita bakalan biasa aja pas ketemu. Dan kita bakalan kangen lagi abis nganter dia pulang. Gitu aja terus muter. Aku lagi kangen, sama pacar tentunya. Dia ini lagi di Kalimantan, 12 hari. Demi kasih ibu pada anaknya, siapa yg nggak kangen kalau pacarnya lagi jauh banget gitu. Pas gini, aku cuma pengen punya Doraemon, terus minta dia ngeluarin pintu kemana saja-nya, terus minggat nyamperin dia di Kalimantan. Kartun selalu saja membuatku sering berfikir secara absurd di kehidupan yg sebenarnya.

Sekarang ini, aku jadi kayak punya hobi baru. Yaitu, kangen. Dulu, waktu SD, sering banget nulis biodata yg ada poin “hobi”. Kalau sekarang nulis biodata-biodata kayak gitu masih ada, aku bakalan nulis “kangen” di poin hobi.

Pas lagi kangen gini, dan pacar lagi jauh banget, kita udah nggak berdaya lagi. Kita mau apa lagi? Akhirnya kita cuma bisa pasrah dan nunggu dia pulang kesini. Pada akhirnya, saat kita kangen, kita hanya bisa menunggu. Kita hanya harus terus bersabar menunggu dia pulang ke kita. Seperti burung merpati dan pagupon-nya. Disini, yg kangen, adalah si pagupon. Nggak tau kenapa aku ngasih panggilan “si” ke pagupon ini. Seolah aku berfikir kalau pagupon adalah teman sekelas yg sering di-bully sama anak-anak sekelas lainnya. Okay, it’s not so important, back to topic. Pagupon, pastinya hanya bisa bersabar ketika si burung merpati sedang terbang jauh meninggalkannya. Karena, dia tidak mungkin memanggil-manggil ataupun BBM-in si burung merpati ini.

Sebagai manusia, yg bisa menikmati teknologi maju dengan mudah, kita bisa tertolong di saat momen “menunggu” ini. Kita bisa saja, Skype-ingan, atau lain-lain yg pokoknya menggunakan webcam. Tapi, sebenarnya itu tidak memuaskan rasa kangen kita. Bertemu di layar PC, tidak seperti saat bertemu di kehidupan beneran. Ya, samain aja kalo ada samanya.

Cepat pulang, cepat kembali,
Jangan pergi lagi..

Dengan modal ngetik lirik lagu, aku tadi lagi nyanyi. Lagi, teknologi bisa membiarkan kita bernyanyi tanpa mengeluarkan suara sumbang yg bisa mengganggu para tetangga.

Oh, kalau mungkin kangen itu dibayar, aku bakalan minta duit sama pemerintah, trus duitnya aku pakai buat beli tiket pesawat ke Kalimantan, trus bikin rumah disana. Seperti Pegawai Negri Sipil.

Senin, 19 Desember 2011

Aku Rindu Anita Fajar

Sore ini hujan. Seperti biasanya. Senjaku yg sendu dan sunyi. Selalu saja dihiasi dengan titik-titik hujan yg jatuh perlahan sambil menari indah. Tak ada guntur, kilatan cepat, tak ada angin yg terlalu kencang, tapi dinginnya sudah cukup bagiku untuk menyalakan beberapa batang rokok dan menyeduh secangkir kopi. Untuk menghangatkan tubuhku yg sebenarnya cukup kedinginan. Gerimis. Kata orang-orang jika hujannya semesra ini.

Sambil memandangi hujan di senja yg mesra ini, aku sadar sesuatu. Aku rindu dia. Aku ingin bertemu dengannya. Aku ingin melihat senyum lugu yg terbentuk dari bibir manisnya. Aku ingin menggenggam tangan kecilnya yg dingin. Sebagaimana semuanya ini, aku ingin dia ada di sisiku. Dan, melihat hujan yg indah ini bersama-sama. Setelah satu seruputan kopi hangatku, aku mengirim pesan singkat ke ponselnya. "Di Pudak Payung hujannya bagus lho. Coba kamu disini." Setelah kulihat status pesan singkatku berubah menjadi delivered, aku sadar sesuatu. Dia, mungkin, sedang jengkel denganku. Dan mungkin tidak akan membalas sms-ku dulu.

Aku melamun sendirian di teras rumah dinas ayahku. Tidak, tidak sendiri. Bersama sahabat setiaku, sekotak rokok yg penuh coretan gadis yg sedang aku rindukan, dan secangkir kopi hangat yg kuseduh sendiri, yg sebenarnya terasa lumayan pahit. Aku tersengau lagi. Rasa rinduku yg sangat besar ini, sungguh, membuat galau. Seperti kita terpisah sebegitu jauhnya, sebegitu lamanya. Padahal kita berada di kota yg sama, di keadaan yg sama, di detak jantung yg bermelodi sama kencangnya, dan di waktu yg berdetak sama cepatnya. Rindu ini, tidak memikirkan itu semua. However, when you love someone, you will never let her go. You just want her here, on your side, sharing love between the separates wall.

Seketika lamunanku pecah. Ponselku berdering. Aku cek, ada pesan singkat yg masuk. Dari dia. Dia yg, kupikir, sedang jengkel denganku. Kubuka, lalu bibirku tersenyum kecil. Disana tertulis, "Aku sayang kamu." Dengan emoticon senyum di akhir pesan singkatnya. Kini di otakku hanya dipenuhi bahagia. Seperti ini. Seperti inilah senja yg ku inginkan. Seperti senja-senja lain di hariku kemarin, dan sebelumnya. Inilan senja yg aku ingin. Senja yg bisa membawa tenang di hatiku yg senang.

Minggu, 18 Desember 2011

Buku Bernafas

Aku mengambil sebuah buku. Buku yg aku tulis sendiri. Buku yg sebenarnya belum sampai setengah selesai aku tulis ceritanya disana. Cerita fakta. Kulihati cover-nya, aku tak menemukan apapun. Tak ada gambar yg indah, tak ada tulisan yg indah. Seperti hanya kertas tebal putih yg dilapisi sampul plastik. Ya, dengan beberapa bercak noda hitam, seperti semestinya buku semua orang.

Kubuka lembar pertama, dan seterusnya beberapa ratus lembar yg berisi cerita sebelum tujuh belas. Kemudian mulai kubaca ulang cerita-cerita masa pacaran. Masa pacaran yg pertama kali. Seandainya buku ini sudah kutulis sebelum ceritanya dimulai, mungkin aku tidak akan masuk dalam cerita ini. Sehingga, tidak ada orang yg disakiti. Orang yg sebenarnya dulu pernah ku sayangi setengah mati. Lalu, yg kedua. Sebenarnya aku bingung yg satu ini harus aku tulis juga dalam bagian "masa pacaran" atau tidak. Kita belum pacaran, tapi, sayangku ke dia sudah melebihi angkasa ke tujuh. Malahan seperti angkasa ke tujuh, dikuadrat. Tinggi sekali. Tapi, sudahlah. Bagian ini tidak terlalu penting untuk diingat atau dibaca lagi.

Kemudian, aku buka lembaran selanjutnya. Aku baca bagian yg baru saja aku mulai. Belum ada yg tersakiti, belum ada yg hatinya rusak, dan belum ada yg terluka. Masih dipenuhi canda tawa, bahagia, dan kesenangan. Di bagian ini, aku seperti tidak ingin membuka lembar lainnya lagi di depan. Biar kita stagnan, dan terus begini. Saat membaca lembar ini, aku seperti masuk dalam kesenangan seperti yg tertulis di atasnya. Dan, aku tak ingin melewatkannya sedetik pun. Karena, aku terlalu sayang sama dia.. Aku tak ingin ada lembar selanjutnya. Aku hanya ingin terus membaca lembar ini, sambil bahagia. Aku cukup memberi batas di lembar ini, dengan pita berwarna merah menyala. Seperti cinta kita yg sedang galak-galaknya.

But, life must go on, right? Dari pada kita terus membuka lembaran-lembaran sebelum ini, dan menyesalinya. Aku terus, dan terus menjalani ceritaku sambil menyadari bahwa sayangku ke dia sudah sebesar galaksi dijadikan satu. Semoga, kita tetap begini. Semoga hujan yg sendu tetap turun di soreku yg sunyi.

So, how is your book's story?

Selasa, 13 Desember 2011

Guru, Ooh Guru..

Abis UAS gini, biasanya, adalah momen dimana skill guru dan murid sedang diuji. Guru sedang diuji skill nyusahin murid-muridnya, sedangkan murid, sedang diuji skill menahan kesabarannya. Yap, saat-saat remidial tes. Remidi adalah mengulangi tes lagi kalau tes yg pertama nilainya belum tuntas. Disini, guru selalu punya cara-caranya sendiri untuk nyusahin murid-muridnya. Seperti, disuruh bikin soal sendiri, terus dijawab sendiri. Astaghfirulloh hal'adzim. Udah bikin soalnya sendiri, dijawab sendiri pula. Pemubadziran bolpen, buku, pikiran, dan lain-lain. Hal-hal yg seperti ini sudah seharusnya ditiadakan untuk kebaikan otak murid-murid Indonesia.

Nggak tau pikiran guru-guru ini lagi dimana pas ngasih tugas-tugas se-abrek ke kita. Yang aku tau, guru jarang ada yg nyocokin jawabannya. Sementara murid, selalu mengerjakan dengan serius, dengan kerja kelompok (kata lain: nyontek), dengan tempo yg sesingkat-singkatnya, dan dengan keringat sampai ber-air mata, oke yg terakhir berlebihan, tapi setidaknya ini menjelaskan betapa tersiksanya murid-murid pas dikasih tugas secara nubruk dan se-abrek.

Tugas satu belum selesai, eh tugas dua udah dikasih. Tugas satu dan dua masih dalam proses, eh tugas ke tiga udah nongol aja. Kalau pas gini rasanya pengen berhenti sekolah, terus daftar jadi anggota gangster, terus nyegat guru-guru ini pas pulang ngajar. Sadis.

Di posisi murid, kita ini serba salah. Kalau kita nggak ngerjain tugasnya, guru-guru bakalan ngancem dengan nada penculik-brewokan-yg-nyetir-jeep, "Kalau kamu nggak ngerjain, nilaimu di rapor, kosong." *JLEB* Dengan mata yg hampir keluar dari pos-nya beliau-beliau ini ngomong gitu. Dan, kalau akhirnya dengan terpaksa kita mengerjakan tugasnya. Ya, dengan terpaksa. Saat kita ngerjain, pening di kepala terasa amat sangat, tapi kita terus memaksa untuk dua digit angka berwarna hitam di rapor. Kita terus dan terus mencoba mengerjakan, dan kemudian, ada keadaan dimana kita akan menyerah. Tapi lagi-lagi, kita terus survive. Pada akhirnya, kita sudah seperti siap-siap buat nelpon nomer Pemadam Kebakaran. Jaga-jaga aja kalau sampai otak kita meledak dan sampai ikut menghanguskan tugas-tugas kita.

Guru, ooh guru.. Engkau adalah pelita dalam kegelapan. Engkau adalah embun penyejuk dalam kehausan. Engkau patriot pahlawan bangsa, tanpa tanda jasa. Untuk zaman yg semaju dan se-absurd ini, sepertinya potongan lagu di atas hanya sekedar lirik. Yang aku tau adalah.. Engkau memberikan kami kepeningan secara membabi buta dan tidak berkala. Guru, ooh guru..

Astaghfiruloh hal'adzim..

Senin, 12 Desember 2011

#pahitmanis Versi Sendiri

Bersabar saat merindu, gemetaran saat bertemu. Menemani lelapmu dari jauh. Melukis senyum di bibirmu, membawa merah di hatimu. Berterima kasih karena kau telah berpura-pura tersenyum saat aku melontarkan guyonan garingku. Menghabiskan berjam-jam di kafe itu, menunggu hujan reda. Melukis senja yg indah, saat kita berdua. Meracuni kenangan kita. Mengarang cita-cita secara absurd. Gemetaran di tengah hujan deras, membuat basah mukamu. Membuatkanmu tulisan di sisi kapal kertas buatanmu. Menyimpan kotak rokok yg penuh dengan coretanmu. Mengikatkan tali sepatu di pergelangan tangan kirimu, lima kali ikatan. Membuatmu percaya bahwa 5 ikatan itu berarti 50 tahun, walau sebenarnya absurd. Dan itulah #pahitmanis versi sendiri.

Jumat, 09 Desember 2011

Always by Panic! At The Disco

Aku lagi suka banget sama lagu ini. Kalo kita pinter, kita bakalan ngerti kalo ternyata lagu ini dalem banget. Aku bukan orang yg terlalu pinter (baca: goblok) tapi aku bisa sedikit ngerti makna dari lagu ini. Here the lyrics,


When the world get too heavy,
Put it on my back, I'll be you levy.
You are taking me apart.
Like bad glue on a get well card.

It was always you falling for me
Now there's always time, calling for me.
I'm the lights blinking at the end of the road.
Blink back to let me know.

I'm a fly that trapped in a web, but
I'm thinking that my spider's dead.
Lonely, lonely little life.
I could kid myself in thinking that I'm fine.

That I'm skin and bone.
Just a king and a rusty throne.
Oh, the castle's under siege.
But the suns outside says: leave me alone.


Artinya:


Saat dunia terasa terlalu berat,
Letakkan itu di punggungku, aku akan menjadi penggantimu.
Kau memisahkan aku,
Seperti lem jelek pada kartu yg bagus.

Dulu kau selalu berkorban untuk aku.
Sekarang selalu ada waktu, untuk menghubungiku.
Aku adalah lampu yg berkedip di ujung jalan.
Balas berkediplah agar membuatku tahu.

Aku adalah lalat yg terjebak di sarang laba-laba,
Tapi aku berfikir, laba-labaku mati.
Mati kesepian, hidup kecil yg kesepian.
Aku bisa membohongi diriku sendiri dalam berfikir bahwa aku baik-baik saja.

Aku kulit dan tulang.
Hanya raja dan takhta berkarat.
Oh, kastil di bawah pengepungan.
Tapi matahari di luar berkata: tinggalkan aku sendiri.


Jadi kalo menurutku lagi ini tentang perasaan sayang seorang pria kepada perempuan tapi si perempuan tidak membalas perasaannya itu. Dan si pria akan selalu ada untuk perempuan ini sampai kapanpun. Itu menurutku.

Kamis, 08 Desember 2011

Raga Kita Terlalu Takut

Pernahkah kamu merasakan sayang yg teramat besar untuk seseorang, perasaan yg selalu tumbuh setiap detiknya, perasaan yg selalu memenuhi otakmu yg hanya sebesar biji bunga matahari. Tapi perasaan ini tidak pernah berani untuk kamu bagi bersama seseorang yg seharusnya merasakan yg sama juga. Jatuh cinta yg tidak tersampaikan.

Keadaan ini begitu sunyi, begitu hening, begitu diam, karena tidak ingin bersuara. Keadaan ini begitu resah, begitu membingungkan, karena raga yg merasakannya sungguh terlalu ketakutan, terlalu mementingkan hal yg ada di otaknya. Sehingga memaksa hati untuk mengalah dan menjauhi keinginannya. Keinginan yg sebetulnya sangat besar, sangat menguasai, sangat memekikkan, sangat ingin dilepaskan, sangat ingin diutarakan, tapi mata ini tertutup terlalu rapat.

Dia ini tidak terlalu cantik, tidak terlalu hebat, tapi dia membutakan hati kita. Di dalam hatinya dia begitu hebatnya sehingga bisa membuat kita selalu memikirkannya.

Ketika bertemu dengannya, ada rasa sesak, ada rasa bimbang. Suatu kali kita ingin sekali sekedar tersenyum ataupun menyapa, tetapi mulut ini terlalu kaku saat kita berada di depan orang yg kita sayang ini. Kadang kita berfikir bahwa lautan terdalam untuk diselami adalah matanya, karena kita selalu betah berlama-lama menyelam di tatapan matanya yg dalam, tapi mata ini terlalu sering mengalihkan dan kemudian "naik ke permukaan".

Setiap kali dia menyapa kita dulu di jejaring sosial, selalu terasa bahwa terjadi pesta mendadak di otak kita. Menyalakan lagu kebahagiaan yg amat sangat, meneriakan girang yg tak ada duanya. Seperti otak dan fikiran ini terlalu bahagianya sehingga meneriakkan namanya di otak kita sampai membuat lupa kita akan hal-hal lain. Yang ada hanya namanya, wajahnya, dan semua hal tentangnya.

Tetapi kita segera disadarkan bahwa ternyata dunia seketika sunyi di tengah pesta riuh otak kita. Seketika kita merasa bingung tentang apa yg akan kita katakan untuk membalas sapaannya. Kita terus befikir banyak pilihan kata agar pesta di otak kita tidak hanya sementara saja. Seketika hanya terdengar suara detak jantung dan rasa dingin di telapak tangan. Berulang kali jari ini sibuk mengetik dan berulang kali juga jari ini sibuk menghapus ketikannya sendiri. Takut jika ada kata yg salah sehingga akan menghentikan pesta pora di otak kita secara mendadak.

Akhirnya kita akan terlalu sibuk untuk menghakimi diri sendiri bahwa kita tidak terlalu sempurna untuk dia. Dan membiarkan rasa egois otak menang, mengalahkan hati yg sudah terlalu lama sunyi dan gelap. Membiarkan dia menjauh bahkan sebelum dia tahu bagaimana perasaan kita. Kita hanya bisa terus membiakan hati terus dan terus sunyi, gelap dan tak berisi. Bahkan mengulang seperti ini terus ketika menyayangi orang lain.

#nowplaying: Efek Rumah Kaca - Laki-Laki Pemalu

John Lennon

Rabu, 07 Desember 2011

Quotes

"Sometimes we laugh at people whom just wearing panties. But, sometimes we will be ridiculed for just wearing panties." (A Glass Wheel)




"When we fall asleep, we unconsciously also smacking down with our bed. It's a natural thing." (Sleep is A Random Habit)




"A selfish boy rejects drug that's a miracle." (Bruce Almighty)




"When we're falling in love, we covered up our feeling so it'll not rise to the surface. Covered it with a patchwork, then stepped on it. When we're falling in love, we just become a very good secret keeper." (When People Falls in Love)




"Like a glass wheel, we can roll perfectly or just broken naturally." (A Glass Wheel)




"The only regret in my life is I am not David Beckham." (Me, Myself, and My Regret)




"Soldiers like my father would only do stuffs if the commander asked them. But, an artist will only do stuffs if our brain asked for." (Follow Your Mind or Just Say "Yes" for An Order)

Selasa, 06 Desember 2011

Tidur Itu Momen Paling Random

Gara-gara si Ronto, aku jadi kepikiran betapa randomnya kita saat sedang tidur. Iya, gara-gara dia bikin blog Saat Seseorang Sedang Tertidur. Blog absurd yg aku bahkan nggak tau motivasinya Ronto apaan pas bikin blog ini. Tapi postingan ini nggak ada hubungannya sama sekali sama blog absurdnya dia. Aku cuman kepikiran sama kata "tidur". Momen paling random yg manusia pernah miliki. Ya, setidaknya ini menurut otak cerdasku.

Saat kita tidur, secara tidak sadar kita juga sering kali sedang ber-smack down ria dengan kasur kita. Menendang, memukul, meremas, dan terkadang kita juga meludahi kasur kita (baca: ngiler). Kadang saat kita sedang tidur, kita juga ditontoni dengan hal-hal aneh berbau film horror Indonesia jaman sekarang. Yap, sisi porno. Dan yg masih ngebuat aku mikir dengan yg satu ini adalah, apakah kita berdosa saat mendapatkan mimpi dewasa ini? Hope not. Saat kita sedang tidur, kita juga akan memanggil-manggil atau mengigau-igau nama seseorang. Seperti yg biasanya ada di film romantis (yg sebetulnya tidak romantis) Indonesia. Si perempuan sedang di rumah sakit, sakit tentunya. Si tokoh pria datang menjenguk. Lalu si perempuan manggil-manggil nama si pria ini. Perempuan ini semacam ingin memesan bakso. Kemudian si tokoh perempuan bangun dan melihat si pria, senyum, kemudian sehat wal'afiat. Naskah yg absurd. Kalau hal seperti ini bisa beneran diterapkan di kehidupan beneran mungkin dokter akan jadi pengangguran bapuk.

Secara tidak sadar, saat kita sedang tertidur, jiwa kita sebenarnya sedang melapor ke Akhirat tentang apa-apa saja yg sudah kita lakukan seharian kemarin. Seperti yg dikatakan guru SD-ku. Jiwa kita pergi, dan katanya bertemu dengan Tuhan atau siapapun untuk melapor. Maha Besar. Di hidup ini, ada milyar-an orang yg juga hidup dan tentunya melapor juga saat raganya tertidur. Bagaimana bisa secepat itu? Aku hanya membayangkan hal absurd seperti, jiwa kita mengantri untuk melapor, dan terkadang jiwa kita bisa terinjak oleh sekumpulan antri yg tidak sabar lagi, kemudian kita mati saat tertidur. Ya, absurd. Atau, jiwa kita mengantri seperti sedang mengantri sembako murah sambil menggenggam kupon di tangan. Berteriak-teriak, saling dorong, dan saling ingin mendahului. Betapa lucunya negri kita saat ada hal semacam ini. Tapi, Akhirat tidak seribet negri kita. Pastinya Tuhan punya cara yg tidak terfikirkan untuk hal yg satu ini dan hal-hal lainnya di hidup kita.

Aku ngetik ini pas barusan bangun tidur, jadi kalau banyak sekali ditemukan kata-kata yg di luar nalar mohon dimaklumi *kembali ke pelukan kasur tercinta*.

Minggu, 04 Desember 2011

#pahitmanis

Inilah hashtag paling dalem yg bener-bener bisa bikin aku galau. #pahitmanis punya Raditya Dika. Bang, engkau memang jagonya. Ini twitnya, yg aku cetak tebal berati yg mungkin udah aku lakuin.


Mengingat cara dudukmu di restoran sore itu, saat kita pertama kali jalan berdua. Mengingat telepon kita, sebelum berpisah. Mengingat rasa penasaran dulu saat membuka SMS darimu. Merasa tersayat setiap kali org melafalkan namamu, setelah kita berpisah. Membekas wajahmu ketika bangun tidur. Menyebut namamu dalam doa. Mengabaikan rasa takut untuk tetap bersama2 kamu. Melihat wajahmu dalam cangkir kopi, pada sebuah senja. Mengubur kenangan kita, yang bahkan belum mau mati. Menirukan cara tawamu. Menjaga tidurmu dari jauh. Menitipkan masa depanku padamu. Merapalkan sihir untuk membuat keinginanmu, menjadi nyata. Menghangatkan genggaman tanganmu. Mendiamkan isak tangismu. Menggemakan bahagiamu. Melukis senyum tipis di bibirmu. Mengucapkan terimakasih, karena telah berpura2 buta melihat kesalahanku. Menunggu wajahmu muncul dalam mimpi. Mengarang cerita kita, dengan akhir yang berbeda. Tertidur di pangkuanmu, pada jalan pulang menuju rumahmu. Seperti biasanya. Menghafal kebiasaanmu. Meneruskan kalimatmu, tanpa sengaja. Dan itulah #pahitmanis cinta.


Langsung galau..

Sabtu, 03 Desember 2011

Manusia Butuh Resolusi Secepatnya

Kalo ditanya kenapa aku ngepost ini, aku bakalan jawab aku lagi bingung. Aku bingung kenapa jadi manusia itu ribet banget. Ribetnya bukan main. Jadi bener kalo aku nulis kalo manusia itu makhluk paling ribet yg pernah diciptakan-Nya.

Aku masih bingung, kenapa setiap orang yg barusan jadian selalu aja di mintain makan-makan? Itu tradisi sejak dinasti apaan? Asli nyusahin banget. Gimana nggak nyusahin coba, kita ini lagi berbunga-bunga trus ada orang yg ngomong, "Eh pj dong, pj." Rasanya langsung pengen nabok orang yg ngomong gitu pake bunga-bunga tadi. Emang makan-makan abis jadian itu wajib apa? Emang kalo nggak ada makan-makan gitu kena pidana apa? Kan, enggak. Kalo emang pj (baca: makan-makan maksa) ini wajib hukumnya, mungkin aku lebih milih jadi jomblo sampe bapuknya ngalah-ngalahin guling di kamarku.

Trus ada juga keribetan manusia yg lainnya. Manusia selalu punya tanggalan-tanggalan dilarang dan dibolehin. Tradisi jawa kuno. Oke ini tahun berapa? Emang di tahun yg udah se-update dan semaju ini masih ada tanggal-tanggal gituan? Kalo sekarang ini masih eranya Joko Sembung yg bawa golok itu ya wajarlah masih mikirin tanggalan gitu. Tapi sekarang ini udah eranya monyet terbang sampe bulan, ndoro. Hal-hal yg begituan udah nggak perlu dipikir lagi. Kan kalo emang udah waktunya kita kecelakaan atau kenapa-kenapa gitu yg nentuin juga Tuhan. Percaya sama hal-hal yg begituan malah bikin kita jadi terlalu hati-hati lho *sok-sokan ceramah* *padahal nggak ngerti*.

Manusia (untuk kasus yg ini, kebanyakan cewek) juga selalu melihat makanan sebagai diet. Bukan berkah. Setiap ditawarin makan eeh langsung jawab, "Nggak makan, lagi diet." Kalo ditanyain kenapa makannya dikit doang jawabnya, "Iya nih, lagi proses diet." Demi persahabatan Spongebob dan Patrick, gimana kalo nggak usah makan sekalian? Gimana kalo makannya nggak usah dimasukin ke mulut sampe perut? Oke, itu berati enggak makan. Gimana kalo nggak usah makan biar mati sekalian aja? Kan kalo udah mati kita nggak perlu mikirin segimana buletnya bentuk perut kita atau segimana gedenya paha kita. Udahlah, makan tinggal makan. Life is so simple, girl. Just enjoy it, divert your eyes from your stomach and eat more and more.

Nah, ini nih yg aku bingung banget betapa ribetnya manusia itu. Manusia selalu ribet buat mikir apa yg harus dia lakuin di malem minggu. Dia pikir, "Kalo nggak main, ntar aku nggak gaul." -______- Emang kalo setiap malem minggu main kamu itu jadi gaul gitu? Kan anak-anak layangan (4LAy) juga pada nanggap wayang pas malem minggu. Jadi mereka itu gaul? Kayak kamu? Atau kamu yg 4LAy? Kayak anak-anak layangan itu? Emang kalo nggak main keluar itu bakalan kenapa juga to? Kan nggak bakalan mati membatu juga kalo kita nggak main. Padahal acara di TV pas malem minggu kan lagi bagus-bagusnya juga. Ada banyak pertandingan bola, EPL-lah, BBVA-lah, ISL juga kan ada. Ada pelem-pelem box office juga yg bisa ditonton secara gratisan. Ya emang bayarnya ke PLN sih. Ya emang kalo yg di TV kudu ikutan nonton iklan-iklan juga sih. Tapi kan nonton pelem bagus.

Sebenernya aku nulis paragraf terakhir di postingan yg satu ini dengan mbatek banget. Ini malem minggu, dan aku nggak main. Kampret. 4QoeHh j4Die3h nG9aK g4HoeLZzz, Q4qA.. Oke cukup jadi 4LAynya. Berati postingan yg ini pembelaan terhadap diri sendiri atas ketidak keluaran pas malam minggu. Sekian.

*now playing: Black Amplifier by The S.I.G.I.T.*

Minggu, 27 November 2011

Siapa Bilang Tuhan Tidak Adil?

Semua orang pasti pernah mikir, "Tuhan, engkau sungguh tidak adilnya." Termasuk aku. Aku juga pernah mikir gitu dan setelah aku pikir-pikir lagi ternyata enggak. Tuhan itu adil, maha adil malahan. Jadi jangan pernah menghakimi Tuhan yg super adil dengan pikiran-pikiran kayak gitu. Semuanya sudah dibuat-Nya adil dan seimbang. Tuhan membuat matahari terbit di sebelah timur dan membiarkannya terbenam di sebelah barat. Tuhan menjadikan terang 12 jam dan gelap 12 jam juga. Tuhan membuat panas dan dingin dengan tempo yg sama. Dan banyak banget hal-hal yg menunjukan betapa adilnya Tuhan itu.

Ya emang kadang Tuhan bisa terlihat tidak adil. Tuhan menciptakan perempuan yg cantiknya ngalahin Jessica Alba, super jenius, kaya berturun-turun, supel, dan bahagia pula. Gimana nggak perfect kalo gitu? Tapi bisa aja di sisi yg nggak keliatan dia ini psikopat dan suka makan bayi or anything. Tuhan tidak pernah membuat sesuatu yg berat sebelah.

Tuhan membagikan cinta dan kasih yg sama ke setiap makhluk ciptaan-Nya. Seadil-adilnya induk burung kutilang pas ngasih makanan ke anak-anaknya masih tetep adil Tuhan. Induk burung kutilang hanya akan memberi anaknya yg bersuara dan membuka mulut lebar-lebar. Anakan yg nggak ngelakuin itu bakalan dibiarin mati kelaparan. Tapi Tuhan? Dia memberi bahagia yg sama pada semua makhluknya. Hanya, beberapa dari kita tidak tau cara mensyukuri dan menikmati bahagia yg sudah Dia beri.

So, God, you're the most solomonic in life. Thanks.

NB: Tuhan dalam keyakinanku adalah Allah.

Sabtu, 26 November 2011

Orang yang Sedang Jatuh Cinta

Postingan ini masih nggak jauh-jauh dari masalah cinta, ketauan juga dari judulnya. Aku lagi-lagi mau ngepost hal yg berhubungan dengan perasaan cintaku. Maafkan, blog. Seketika kau jadi blog galau *pukpukin laptop*.

Ya udah aku ceritain di postingan yg sebelumnya kalo aku ini sedang jatuh cinta. Aku sedang jatuh cinta. Banyak hal-hal berbeda dari kelakuan kita pas sedang jatuh cinta. Kita jadi bertingkah dan bersikap lucu, aneh dan tidak sewajarnya. Bersikap 70-an, alay, diam melamun, berkhayal, nulis hal-hal yg ke-alay-an, dan lain lain. Yap, gara-gara cinta kita kita kembali ke masa remaja bagian alay dan menantang arus metamorfosis remaja era global.

Pas lagi jatuh cinta, kita bisa mengabaikan semua hal yg ada di sekotar kita. Kita hanya fokus sama orang yg membuat kita menjadi seperti ini. Bolak-balik ngecek inbox hp, nungguin status sms dari “pending jadi “delivered”, ngecek status-status Facebook atau twit orang yg kita suka, dan lain-lain. Orang yg sedang jatuh cinta itu seketika menjadi apatis.

Pas lagi jatuh cinta, kita terus dan terus memikirkan orang yg membuat kita bertingkah seperti ini. Memikirkan dia sedang apa, apa yg ada dipikirannya, bagaimana perasaan dia ke kita, menebak-nebak apakah dia memberi feedback juga, dan lainnya. Orang yg sedang jatuh cinta itu resah.

Pas lagi jatuh cinta, kita terus menerus menunggu. Menunggu waktu yg tepat untuk mengutarakan perasaan kita ke orang yg kita suka, menunggu dia memberi sinyal-sinyal balasan. Dan terkadang, kita akan terus dan terus mengulur waktu bahkan saat kita tau bahwa momen dan saatnya sudah sangat tepat. Orang yg sedang jatuh cinta itu penyabar.

Pas lagi jatuh cinta, kita selalu terniang dan kepikiran orang yg kita suka.Kita hanya membayangkan bagaimana dia itu. Bagaimana cara dia tersenyum, tertawa, berbagi cerita, melontarkan lelucon, bagaimana dia marah, bagaimana kelakuannya yg juga tidak biasa saat bersama kita, dan lain-lain. Orang yg sedang jatuh cinta hanya menggunakan otak kanan.

Pas lagi jatuh cinta, kita membaca hal-hal menyenangkan yg dia kirim ke kita seperti membaca novel teenlit. Yang dulunya nggak suka baca, tiba-tiba pas jatuh cinta kita jadi kutu sms (sejenis kutu buku). Senyum-senyum sendiri, tegang, emosi, galau, dan nggak sedikit yg sampai ketawa ngakak. Orang yg sedang jatuh cinta itu menjadi penikmat tulisan secara mendadak.

Pas lagi jatuh cinta, kita hanya menginginkan dia. Merasa dia sudah mutlak harus menjadi milik kita, merasa jealous saat dia sedang dengan teman laki-lakinya, memaksa orang yg kita suka masuk jauh ke dalam perasaan kita, dan lain-lain. Orang yg sedang jatuh cinta itu egois.

Pas lagi jatuh cinta, kita menyembunyikan perasaan kita. Menutupi perasaan kita sehingga tidak terlalu naik ke permukaan, menyibakkan perasaan kita menggunakan kain perca dan menginjaknya, dan lain-lain. Orang yg sedang jatuh cinta itu menjaga rahasia dengan sempurna.

Pas lagi jatuh cinta, kita bertemu dengan orang yg kita suka di tengah keramaian dan pura-pura mengabaikannya. Kita tidak berani menyapa, berbagi senyuman, atau bahkan melihat orang yg kita suka. Kita hanya membiarkan dia lewat di sebelah kita lalu berpaling dan melihat punggungnya menjauh dari keberadaan kita. Orang yg sedang jatuh cinta itu seperti kapal laut.

Ya, menurutku hal-hal di atas adalah hal-hal yg dilakukan dan dijadikan orang-orang yg sedang jatuh cinta. Hampir semua orang yg sedang jatuh cinta melakukan hal-hal di atas. Exactly I did these weird things too. Aku bertingkah layaknya di dunia ini cuman ada 3 hal. Aku, dia, dan cinta di tengah-tengah kita. Tapi terkadang hanya ada 2 hal, cuma aku dan dia. Tanpa ada cinta di antara aku dan dia.

Terkadang saat jatuh cinta ada keadaan dimana kita merasa digantung. Kita digantung, beberapa detik kemudian susah bernapas, semenitan kemudian kita tewas dengan susah payahnya, dan sehari kemudian nama sudah kita ada di koran. Bukan, bukan digantung yg ini. Kita merasa digantung atau menggantungkan status hubungan kita dengan orang yg kita suka. Bukan, bukan karena kita nggak berani buat ngungkapin perasaan kita ke orang yg kita suka. Cuman, kita terus dan terus bersabar menebak keseriusan orang yg kita suka. Ya, seperti itu.

So, when someone falling in love, he’ll acts like he is a actor in a romantic movie. Do all things like a movie and do things weirdly.

Kamis, 24 November 2011

Seni Tidak Hanya Dilakukan di Atas Kanvas

Yap, saat ingin membuat seni kita tidak harus membuat lukisan indah di atas kanvas. Seni bisa dilakukan dimana saja. Tadi di sekolah aku lagi iseng-iseng bikin artwork The S.I.G.I.T. di kelas. Di atas meja tempatku duduk memperhatikan celotehan berilmu guru-guru di sekolahku. Berawal dari coretan iseng menggunakan tip-x dan di tumpuk dengan coretan menggunakan bolpen. Jadilah,


Emang nggak terlalu bagus dan nggak terlalu mirip personil-personil asli The S.I.G.I.T., tapi coretan iseng ini cukup membuat aku bangga dengan kemampuan tanganku. Thanks God, you gave me a great nature arts talent. Appreciate that.

Selasa, 22 November 2011

Puisi

I got an inspiration a couple hours ago, then I wrote it down into a poem. This one is about rain. What rain could bring for us, for every life nature on earth. Here it goes. This one's called "Semesra Hujan".

Aku suka ketika melihat tanah mulai basah.
Aku suka ketika melihat dedaunan mulai basah.
Aku suka ketika melihat dunia mulai basah.

Sekelebat mesra yang dibawa,
Semesra tetes hujan saat berbaur dengan bumi.
Tiap butir yang tersirat,
Membawa tenteram tiada tara.

Semuanya seketika temaram,
Gelap dan menenangkan.
Hujan, hujan,
Stagnasikan dunia kita secara berkala.

Konstruksi alam yang membawa tenang.
Komposisi indah tak tersibak luas.
Nada kencang syahdu menyentak.

Hujan,
Jatuhlah dengan tenang.
Hujan,
Biarkan budak menikmati senang.
Hujan,
Alam membasah sampai bersorak riang.
Hujan,
Jangan berhenti bawakanku tenang.

Ya, semesra hujan,
Saat membaurkan kenangan.

Kamis, 17 November 2011

Menunggu Menurut Sudut Pandang Perempuan Spesial

“Menunggu itu adalah sesuatu hal yg sangat absurd di dunia ini, tidak tentu apakah kita akan dipilih atau tidak. Menunggu adalah suatu momen penghilang waktu yg berharga demi sesuatu yg tidak jelas. Apakah kita harus menunggu? Apakah orang atau sesuatu yg kita tunggu merasa kalau dirinya atau apapun kita nanti? Menunggu adalah penantian panjang yg belum jelas hasilnya.”

Super sekali..

Hampir semua orang juga harusnya tau kalo “menunggu” itu bisa serumit itu kalau sesuatu yg kita tunggu belum kunjung ada. Dan hal yg paling tidak enak saat kita menunggu adalah.. Galau. Perasaan paling mengganggu dipikiran semua orang. Aku pernah kehilangan kesempatan dari orang yg aku sayangin gara-gara dia mungkin menunggu terlalu lama dan dia nggak punya kesabaran yg cukup besar.

Dan poinnya sekarang adalah, apa yg dia tunggu? Apa dia nunggu aku buat nyatain perasaanku ke dia? Apa dia nunggu kesempatan buat nyatain perasaan dia ke orang lain? Apa dia nunggu angkot? Enggak, ini nggak mungkin. Nggak mungkin seseorang sampe nulis hal yg bagus kayak di atas itu pas dia lagi nunggu angkot. Dan sekarang ini yg bisa aku lakuin adalah menebak-nebak secara random tentang apa yg dia tunggu ini. We’ll see. Thus, aku juga nggak mau kehilangan orang yg aku sayangin lagi gara-gara dia nunggu kelamaan. She should know how big my love for her. Yes, she should know.

Postingan Lorong Waktu Kebanting

Waktu kita sedang jatuh cinta atau mulai sayang sama seseorang, kita biasanya bakalan ngelakuin hal-hal yg aneh, norak ataupun alay. Hal-hal yg biasanya  wajar dilakuin seseorang waktu dia sedang jatuh cinta. Aku pernah liat di TL twitter ada yg ngetwit jam, biasanya inisial dia sama orang yg dia sayang. Pertamanya aku mikir, “Cocote, norak banget.” Besoknya aku ikutan ngetwit gitu. Nggak tau gimana hal-hal aneh kayak gitu emang udah jadi keharusan pas kita lagi jatuh cinta. Udah kayak ayam goreng kremes, french fries, sama Coca-Cola. Nggak tau nyambung di bagian apanya pokoknya di KFC itu sepaket.

Dan sekarang ini aku lagi terkena syndrome buat ngelakuin hal-hal norak kayak begituan. Ya, aku jatuh cinta. And yap, berati postinganku sebelumnya yg tentang lorong waktu itu absurd. Aku jatuh cinta lagi.

Setauku cowok bisa jatuh cinta sama cewek setelah beberapa tatapan dalem ke mata. Tapi aku, aku cuman butuh beberapa sms biasa buat bikin aku jatuh cinta sama dia. Sebegitu gampangnya.

Aku udah beberapa kali jadi tukang ojek dadakannya dia dan main buat sekedar nongkrong sama dia. Sebenernya aku ngajak dia main cuman buat aku bisa berada deket dari dia. Ya, modus seseorang yg sedang jatuh cinta. Kita juga sekarang ini udah smsan tiap hari. Oke, bagian ini nggak usah dibatin gini, “Opo wi smsan? Jek usum to? Saiki kan usume BBM-an.” Enggak, bukan karena aku terlalu kere buat bisa megang Blackberry. Tapi emang akunya nggak terlalu suka sama barang rumit, rapuh dan ngetren itu. Benda ribet mahal yg gampang rusak.

Terakhir kita pergi bareng bertiga ke Coffee Time, Tembalang. Kita ditemeni sama temen paling nggace pemegang blog Brengseknya Temenku. Si Agus (alias Ronto). That was absolutely a quality time with her. Waktu itu disana kita main kartu remi dengan peraturan kalah coret. Aku yg emang dewa judi banget cuman kalah beberapa kali dan kena coret sedikit *sebul jambul* dan dia sama si Ronto yg kalah secara membabi buta. But the best part of that quality time is, I sat really near beside her. Damn, love that moment. Dan terakhir abis itu kita sedikit foto-foto pake webcam. Here some pictures from that moment,







Dan rencanaku selajutnya adalah.. Terus-terusan deketin dia secara mendroposilis sampe akhirnya aku yakin dia ini emang the one. Kenapa sampe yakin? Kenapa nggak langsung aja bilang kalo aku suka sama dia? Kenapa banyak sekali kenapa di hidup ini? Bentar, aku mau merenung sebentar. Nah, udah. Jawabannya karena aku nggak mau cerita cintaku sebelumnya yg kampret banget terulang lagi. Aku nggak mau membuat perasaanku terlalu naik ke permukaan dan nantinya ditenggelamin lagi sama orang yg mulai aku sayangin ini. Ya, pengalaman membuat seseorang belajar. Akhirnya, I’ll ask her to be my girlfriend. Rencana sudah tertata secara rapi. So, the time is near, and when the time comes, we’ll be as one. Amin.

Minggu, 06 November 2011

Purwokerto Bukan Hutan Belantara

Beberapa hari kemarin aku sekeluarga pergi ke Purwokerto. Kita disana sekitar empat harian. Kita berangkat pas rabu malem. Sebelum berangkat, aku punya bayangan kalo Purwokerto itu masih kelam banget. Orang-orangnya masih berpakaian ala warga jogloan, jarik, batik, blangkon. Aku ngira orang-orang sana masih mengkonsumsi ulat pohon, masih suka foto-foto dengan pose telunjuk nempel bibir, dan banyak bayangan-bayangan absurd ABG metropol yg nggak tau gimana tentramnya kawasan daerah. Setelah sampe sana, ternyata semua yg ada dipikiranku semu aja. Orang-orangnya udah pake pakaian normal, udah pada makan nasi dan lauk-pauknya, tapi masih ada juga orang yg foto dengan pose telunjuk nempel bibir (tetep).

Sebelum berangkat sebenernya aku udah punya beberapa rencana setelah ntar sampe sana mau ngapain. Pertama: jalan-jalan sebentar, kedua: makan, ketiga: tidur. Tapi seperti biasa, rencana tinggal rencana. Sampe sana ternyata tengah malem. Boro-boro mau jalan-jalan, begitu sampe kita semua pada langsung gedubrak tidur tanpa aba-aba.

Dan hal pertama yg aku sadar adalah aku nggak bawa ganti sempak. Ini kampret luar biasa. Dengan terpaksa selama di Purwokerto aku nggak ganti sempak sama sekali. Dan aku sempet konsultasi sama Iman via twitter, aku nanya apa efek ke depan kalo nggak ganti celana selama empat harian. Dia bales, “Tumbuh spesies baru..” Pantesan aja kerasa kayak ada yg ngeraung-raung minta keluar di daerah sekitar atas titit. Iman, kau memang guruku.

Hari kamis kita nggak kemana-mana, cuman di rumah, plongah-plongoh, hola-holo, ngolet-ngolet, bangun-tidur. Seharian itu, rencana yg udah disusun sebelum berangkat resmi berantakan. Kalo ada radio, kita mungkin bakalan request lagunya Mbah Surip yg “Bangun Tidur”. Lagunya pas banget buat kita seharian itu. Kita mau jalan-jalan gimana caranya, kita baru pertama ke Purwokerto. Daan masalah utama orang yg baru pertama kali berkunjung adalah.. Nggak tau jalan. Kalo kemarin kita asal jalan-jalan aja mungkin ntar judulnya nggak jalan-jalan. Tapi “Bolang Nyasar Nang Purwokerto”.

Besoknya agak mendingan. Kita sekeluarga akhirnya jadi jalan-jalan dengan dianterin temennya ayah. Kita diajak ke kotanya. Percayalah, Purwokerto juga ternyata ada kotanya. Aku pertamanya mikir kalo disana cuman hutan belantara dengan harimau putih yg siap menerkam dari mana saja, ternyata salah lagi. Disana ada mall, KFC, Papa Ron’s Pizza, Sri Ratu,  gedung-gedung tinggi lainnya. Salut. Tapi semaju-majunya Purwokerto, Semarang tetep lebih maju #NggakMauKalah. Trus kita juga sempet karaokean di Purwokerto. Tempatnya lumayan enak, nggak kalah juga sama Semarang. Tapi sekali lagi, semaju-majunya Purwokerto, Semarang tetep lebih maju #LagiLagiNggakMauKalah.

Pas maghribnya kita sekeluarga mau nginep di resort daerah sekitar tempat wisata Batu Raden. Masih di Purwokerto juga. Di perjalanan kita mampir makan malem dulu di rumah makan khusus menu ikan. Aku yg emang nggak terlalu suka ikan terpaksa ikutan partisipasi sedikit. Waktu itu mesen apaan nggak tau namanya. Pokoknya ikan lumayan gede trus dikasih kuah warna kuning. Hoek. Sekilas ikan ini mirip gurame lagi kena penyakit kuning. Tapi yg bikin aku bingung banget sama restoran ini adalah, ada satu menu yg namanya “Dagu Penyet”. Demi Doraemon dan Shizuka, ini dagu siapa yg dipenyet!? Mau-maunya aja mereka donorin dagunya buat dimakan orang lain.. Sampai akhirnya aku tau kalo ternyata yg dipenyet itu dagu ikan.

Fiuuh.. *nelen ludah*

Kita sampe di resort-nya jam 9-an. Waktu itu kabutnya udah ngalahin asep motornya Lendra. Juga disana dinginnya ngalah-ngalahin Bandungan yg setauku adalah daerah terdingin di Kabupaten Semarang. Dinginnya nggak beda-beda jauh sih. Kalo Batu Raden 15, Bandungan 3. Iya, itu berati bedanya jauh.

Paginya kita masuk ke tempat wisata Batu Radennya itu. Yang pertama kali pengen kita coba adalah terapi ikan. Kita termotivasi buat nyoba terapi itu gara-gara lumayan banyak orang yg masuk TV gara-gara tu terapi ikan. Ya, ingin masuk TV adalah salah satu alasan keingintahuan seseorang. Tapi ternyata kita nggak masuk TV. Terapi ikan ini murah banget, cuman bayar Rp 5000 kita bisa terapi sampe tempatnya tutup. Tapi nggak mungkin juga kita terapi sampe tempatnya tutup. Bisa-bisa masnya yg jaga langsung deketin kita trus teriak,

“Pak, dari tadi kok nggak selesai-selesai toh!?” Tentunya dengan aksen jawa medok.

“Ya kita bayar kok!” Ayah ngejawab gitu.

“Oh, okeh!” Dia pergi sebentar trus ngambil se-ember ikan piranha trus dimasukin ke kolam terapi. “Rasain tuh terapi! HAHAHAHAHAHAHA!” Langsung dia ketawa los kayak penjahat di sinetron-sinetron Indonesia. Akhirnya kita tewas tanpa sisa.

Sadis dramatis.

Pertama kali nyobain terapi ini, sensasinya nggak main-main. Kita langsung ketawa ngakak gara-gara kecupan halus ikan-ikan lucu ini. Kalo mungkin jaman sekarang masih ada “Putri yang Tidak Bisa Tertawa” dia kudu nyobain terapi ini. Ini aku ada foto gimana ekspresi pas terapi.

Terangsang gara-gara kecupan ikan-ikan.

Tiga pria horny ceria.

Hal yg aku kagumi banget dari Batu Raden ini adalah toiletnya. Dimana toilet disana nggak ada pungutan ikhlasnya. Kayaknya semua toilet umum seluruh Indonesia kudu nerapin yg sama kayak di Batu Raden ini. Trus kita keliling disana sampe kaki mulai berdecit, kemudian pulang ke rumah dan tidur lagi. Kekurangan aktivitas yg bisa dilakukan membuat hari-hari penuh dengan percengkramaan dengan kasur. Kampret.

Lalu, malem minggu. Malem minggu kali ini bener-bener malam yg panjang. Aku direpotin ayah soal ngerakit antena. Ini ayah belajar dimana cara ngerepotin orang yg macam itu. Aku nggak pernah megang antena, apalagi tau cara ngerakitnya. Jadilah dengan ilmu sotoyku aku mulai ngerakit. Bongkar-pasang, pasang-lepas terus-terusan sampe akhirnya jadi. Tinggal nyangkutin ke atas genteng. Dari sana aku mulai sadar kalo aku punya bakat jadi direktur utama di perusahaan gede. Nggak tau nyambung dari mananya tapi amin.

Sekarang kita sekeluarga udah sampai rumah di Semarang dengan selamat. Dan ini aku lagi nginget-ngeinget apaan aja yg kita lakuin di Purwokerto kemarin. Trus bakalan aku post ke blog. Oiya satu lagi, aku mau terima kasih banget sama Purwokerto ini. Semenjak disana aku udah tau gimana cara gunain WC duduk dengan cara yg benar. Terima kasih *kecup*.

Selasa, 01 November 2011

Ketika Orang-Orang Mulai Membutuhkan Lorong Waktu

Semua orang pasti sering kali mikir, “Kalo aku punya mesin waktu mungkin hal yg nyakitin kayak tadi nggak mungkin kejadian.” Emang nggak mungkin buat kita ngulangi lagi apa yg udah terjadi di masa lalu. Kita cuma bisa nyoba buat ngelupain semua kenangan-kenangan baik/buruk yg selalu maksa buat diinget.

Kalo aku punya Doraemon mungkin sekarang aku lagi di tahun 2008, pas lagi awal semester kelas 9 SMP. Aku cekek dari belakang objekku di masa lalu sampe mati, trus mulai cerita hidup baru lagi. Dimulai dari kelas 9 SMP, umur 14 tahun. Sadis. Pas umur segituan aku masih belum ngerti apa itu “cinta”, dan nggak pernah nganggep terlalu serius kalo ada cewek yg naksir sama aku. Ya, percalah kalo ada juga cewek yg naksir sama cowok model aku gini. Nggak kayak sinetron-sinetron di jaman sekarang yg nampilin banyak banget anak seumuran Dora yg udah mulai sotoy soal cinta. Aku pas umur segituan aja aku masih suka makan disuapin. Pas masih belum suka ngerokok, main, dan banyak hal yg dilakuin banyak ABG lainnya. Dan yg paling bikin hari-hari bisa ceria adalah.. Waktu itu keluarga masih adem-adem aja. Belum ada ribut-ributan tiap hari, belum ada curhatan-curhatan orang tua, pokoknya waktu itu aku ngerasa aku punya keluarga yg terbaik. Serius, aku harus balik ke masa-masa itu.

Waktu itu aku masih nggak terlalu ngurusin masalah hidup. Mau mati kek, hidup kek, makan kek, enggak kek, ngalir aja. Nggak kayak sekarang. Yang kayak, “Buk, minta uang buat beli kaos.”

“Kaos apa lagi!?” Ibuk ngejawab setengah ngebentak. “Kemarin udah beli kaos, sekarang beli lagi!”

“Kemarin aku nggak beli kaos buk, udah sebulan yg lalu.” Jawabku sambil sedikit memelas dan bohong.

“Udah, kapan-kapan lagi aja beli kaosnya. Nunggu remon turun.” Trus aku balik ke kamar sambil nahan nangis dan gondok.

Krisis dramatis.

Sampai akhirnya aku mulai bisa ngerasain sayang sama cewek. Pertama kali sayang sama cewek pas tahun pertama masuk SMK. Namanya Winra. Kita pacaran beberapa bulan sampai akhirnya putus gara-gara aku jatuh cinta sama cewek lain. Sempet sekali balikan tapi kita emang nggak cocok. Bukan ding, aku bikin alesan kalo aku lagi nggak mau ada cewek yg care sama aku. Aku cuman pengen ngalir di sungai hidupku sendiri aja, sekarang-sekarang ini. Dan dia ngerti aja (sumpah dia ini pengertian banget).

Untuk yg bagian cinta-cintaan ini aku nggak pernah sama sekali pengen ngulangin. Karena kalo diulangi menurutku ceritanya bakalan tetep sama. Salah 1 dari orang yg nyebur ini bakalan lebih “basah” dari yg 1 lagi. Karena cinta emang gitu, menurut perspektifku sendiri. Cerita cinta yg sama dijalani setiap orang dengan sama pada setiap cintanya. Deket, jadian, ribut dikit, konflik gede sampai akhirnya putus. Dan kadang ada yg dibumbui dengan perselingkuhan yg akan bikin yg 1nya lagi tambah “basah”.

Dan apa yg terjadi pada cinta itu exactly berlaku juga buat aku. Aku ngerasain gimana pas jatuh cinta, gimana pas lagi deket-deketnya, gimana pas ributnya dan akhirnya putus. Jadinya kayak aku naik sebuah biang lala yg bisa disebut cinta. Aku ngerasa biang lala ini muter tapi ternyata enggak. Dia tetep di porosnya seperti perasaan kita saat jatuh cinta. Ngerti? Sebenernya aku sendiri lagi ngerancau pas ngetik ini. Ya pokoknya cinta itu.. pasif. Nggak pindah, nggak berubah, dan nggak bakalan. Dan apa sekarang ini saatnya aku berhenti bermain cinta dengan main-main? Dan ngejalani kehidupanku layaknya diumur 10 tahun yg bebas itu? Exactly, I should stop. Dan aku bakalan mulai mainan cinta lagi ini pas udah siap, udah kerja, udah punya duit sendiri. In short, pas udah matang.

*Nyetel lagu Efek Rumah Kaca – Jatuh Cinta itu Biasa Saja*

Thus, aku mungkin bakalan nyebur lagi dengan serius pas udah punya kerjaan. Dan abis itu aku bisa nyeleksi-nyeleksi lagi wanita mana yg bakalan bareng sama aku sampe besok punya cucu yg lucu-lucu. Sehingga pas besok pasanganku nanya, “Kita bakalan kayak gini terus ‘kan?” Aku bisa ngejawab dengan penuh tanggung jawab pertanyaan yg kadang sulit banget ditepati ini. Dan kebanyakan remaja seumuranku sekarang kalo ditanya gitu pasti bakalan dengan mantep jawab “Ya” tanpa mikir apakah dia bisa bener-bener megang dan nepati janji model gini. Sehingga.. Cerita cintaku yg serius bakalan dimulai pas aku udah matang dan bisa ngeyakinin aku sendiri bahwa aku udah nggak butuh lorong waktu lagi seperti sekarang.

Sabtu, 22 Oktober 2011

Postingan Sambil Ditemani Sabungkus Rokok dan Secangkir Kopi

Malem minggu/sabtu malam buat para jomblo bahagia biasanya diisi dengan nongkrong bareng temen, ngeliat pasangan mabuk asmara gandengan tangan sepanjang jalan, nonton gig metal, dan banyak lagi keseruan lainnya. Dan buat pasangan pacaran? Mereka berdua aja ngelewati malem minggu. Damn, did you know if that a boring thing? Nope. For every lovers, saturday night is very meaning. Mereka bisa ngelakuin sesuatu yg romantis atau bahkan sama sekali nggak ada romantis-romantisnya. Kayak nonton film horror semi sex. Duduk berduaan ngeliatin langit, nggak tau nunggu ujan atau apaan. Makan malem super romantis, yg ada lilinnya gitu. Dan banyak lagi hal yg mboseni. Dan apa yg dilakuin remaja kurang perhatian kayak aku ini? Online, ngeblog sambil ngerokok sama minum kopi. Nuangin unek-unek di hati jadi tulisan bodoh. Nonton bola, jerat-jerit sendiri kalo tim yg dibela ngegolin. Dan sedikit lagi hal yg super ngeboseni.

Seenggaknya aku masih punya sebungkus rokok sama secangkir kopiku. They'll move no where, they'll always with me tonight. Mereka teman yg lebih setia dari anjing peliharaan.

NB: Ini bukan curhat, terimakasih pengertiannya.

A Friendship is Really Mean More Than A Relationship

"Yang bisa dengan mudahnya merusak sebuah pertemanan laki-laki adalah perempuan.." #quotebikinsendiri.


Itulah kenyataannya. Selama ini banyak banget cowok-cowok yg terjebak dalem perangkap percintaan dan terbuai. Including me, probably. Pertemanan/persahabatan yg udah dijalanin lama banget, seneng bareng, suka bareng, ngerokok sebatang joinan, kesasar bareng, minum air mentah bareng, banyaklah. Dan kemudian salah satu dari kita jatuh cinta. Perasaan yg wajar banget buat ababil-ababil seumuran Justin Bieber. Perasaan inilah yg pelan-pelan ngerusak pertemanan. Karena kebanyakan dari kita pastinya lebih mentingin orang yg kita sayangi daripada orang-orang yg udah ngelakuin banyak hal sama kita dan ngelewati waktu yg lama banget buat seneng bareng sama kita. Cinta, kalo kamu ini orang mungkin aku udah bayar preman pasar buat ngebunuh kamu. Dan yg aku liat sekarang ini, iya. Emang bener banget kalo aku nulis yg di atas itu.

Aku juga pernah beberapa bulan kena perangkap si sialan cinta. Dan apa yg aku lakuin ya sama kayak yg sewajarnya dilakuin sama ababil macam aku ini. Ya, aku lebih mentingin cewek yg aku sayangin ini. Aku rela nggak kumpul di basecamp, aku rela nunggu dia pulang sekolah sampe sore, nungguin dia ekskul, banyaklah. Dan hamdalahnya aku udah lepas dari perangkapnya si keparat cinta. Kalo sampe sekarang ini aku masih ada koneksi sama si cewek ini mungkin pertemananku sama teman-temanku dikit demi sedikit bakalan kegerus. Dan lama-kelamaan, hancur. Di rusak. Alhamdulillah aku udah nggak ada koneksi. Untuk yg satu ini, sesuat banget.

Dan aku punya beberapa kalimat terakhir di postingan yg ini. I want to ask you, my friends. You need to sort out your priority. You choose girl and become a lover or choose your friends and live happy. That's absolutely the only option. It's okay if you choose you girl, that's your right. We can do nothing if you choose her. But, remember this. Your girl can break your heart sometimes. But your friends? They'll always give joy in your life. The real friends will always help you when you need them. They'll guide you back to the right way if you're lose. They'll always give you lights to your life. Once again, remember this.

Jumat, 21 Oktober 2011

Need A Promotor

Hahaha another fake gig. But if this one really happens OMG that will be so great. Here the flyer,


Oh my God..

Senin, 17 Oktober 2011

Kau yang Memimpinku, Man

Aku mau ngepost status facebooknya Iman, Muhammad Imanul Amiq (bener rak?). Ini penampakannya:

Iya nggak papa, ngeludah aja.

Dia ini salah 1 temen di dunia nyata dan dunia sosialku, facebook. Dan dia ini salah 1 orang juga yg status-status facebooknya aku kagumi. Dengan pemikirannya yg sedemikian rupa, serupa sedemikian bagusnya. Ni aku mau copas status facebooknya yg aku banget.

-usaha ku mendapatkan cintamu itu bagai mencari jerami di tumpukan jarum. Udah susah, dapetnya cuma sakit. Sakit..
-usaha ku mendapatkan cintamu itu bagai rambut di belah tujuh. Susah banget dan mustahil. Mustahil..
-usaha ku mendapatkan cintamu itu bagai tanduk di ujung telur. Gimana caranya coba?
-usaha ku mendapatkan cintamu itu bagai kura kura dalam perahu. *nggak tau maksudnya*
-dear love, i thought unclewahid already said that you must go away and dont break anyones heart again..

Sementara cuman segitu aja, males ngeload older post di facebooknya. Nah, pinter rak?

Minggu, 16 Oktober 2011

Bermain-Main Dengan Cinta Tak Semudah Seperti yang Ada Di Pelem-Pelem

Bener banget. Cinta/pacaran itu nggak segampang yg kita tonton di film-film/sinetron Indonesia. Yang cuman kayak deket, trus konflik dikit, trus akhirnya jadian. Cowoknya nembak si cewek pas ujan-ujan gitu. What a romantical thing. Kalo nggak jadian gara-gara cowoknya nyelametin si cewek dari ancaman perkosaan preman gang. Keren. Padahal tu premannya udah pada dibayar sama si cowoknya itu. Jadi bener kalo ada yg ngomong, "There's lies between a love." #quotebikinsendiri #ngarangabis.

Setelah aku sendiri yg ngerasain, ternyata jatuh cinta nggak segampang itu.. *setel lagu Bohemian Rhapsody*

Ternyata cinta itu nggak semudah ngebalik telapak kaki. Ya karena emang telapak kaki kan nggak bisa dibalik. Jadi, perasaan cinta itu susah. Rumit, mbingungi, bikin salah paham atau apaanlah. Kalo dibikin gampang biasanya disebut, GALAU. Yak, sindrom remaja labil yg baru pertama ngerasain cinta. Kayaknya semua remaja labil macam aku ini udah pernah ngerasain galau. Perasaan yg kayak bingung, resah, jealous, sedih, seneng, everything.

Daaan yg aku sendiri rasain pas main-main sama yg namanya CINTA itu dia ngomongnya becek banget. Nggak ada ojek lagi. Eh enggak, itu Cinta Lauren. Ini cinta beneran. Yang aku sendiri rasain pas main-main sama cinta adalah, sakit pas dia udah ngasih harapan yg paus banget trus dia pergi gitu aja dan ternyata dia udah jadian sama cowok lain. Sakit? Banget. Jatuh dari motor aja nggak sakit-sakit banget, tapi ini super. Dan kalo udah gini akhir-akhirnya, GALAU. Ke Nerakalah kamu orang yg pertama kali ngerasain galau dan bikin generasi penerusnya jadi tau apa itu galau. Tapi sebenernya sekarang yg aku liat galau itu bukan perasaan. Tapi tekanan pergaulan yg mengharuskan orang untuk ngerasain galau tanpa ngerti apa itu galau. Kalo diplesetin jadinya, GAULAU. Gaul: galau. Semakin sering kamu galau, semakin gaul ababil melihatmu.

Thus, aku nggak mau jadi fakir asmara kayak @Poconggg. Buat apaan? Kita nggak bakalan juga mati garing kalo nggak punya pacar. Suatu saat ntar juga para cowok kayak aku ini nggak perlu buat ngejar cewek. Kata temen, besok kalo kiamat udah deket-deket perbandingan cowok sama cewek itu jadi 1:50. Wow! Cowok-cowok pas jamannya cicit-cicitku bisa punya istri sampe beberapa lusin. So girls, tolong jangan sok jual mahal sama kita cowok-cowok ini. Jangan mainin hati kita. Cicit-cicit kita bisa ngebales yg lebih kejam dari jaman sekarang ini *ketawa Joker*. Udah yaaah..

Sabtu, 15 Oktober 2011

Lyrics Done!

And here, another lyrics that I've done. Another fucking love song. It called "It's So Funny and Neither You Can Do".




I’m not suppose to be sad of little problem.
Because here so many way to escaping.
I will sailing all the seas to find up what I want.
And so what the hell I suppose to do?

Love, if you are a man I will stay away from you.
Now go fuck yourself and let me see.
I never got involved with live laws.
And here what the hell that I could change?

Little bit, little bit of fantasy.
Money for cigarettes and I’ll run away.

Reff:
Wo oh, I wont scrambling a taste of victory in a black hole.
I’ll go back to my live and starts to sing some songs.
And my live directions, were stucked into a deep water.
And much more I wont start thingking about it again.

There’s a big scene that tell so much lies around it.
It’s so damn hard to find out place where I could be free.
Like a street artist that do a really great live drama.
So the ministry will not get involve into that mime.

Little bit, bit of fanstasy.
Of imaginary friends take you to live.

Reff:
Wo oh, I wont scrambling a taste of victory in a black hole.
I’ll go back to my live and starts to sing some songs.
And my live directions, were stucked into a deep water.
And much more I wont start thingking about it again.

Band Project

My friends and I gonna make a pop band, it'll calls "Sparkling At The Temple". And I'd write a song, this called "Love in A Better Judgement". Here it goes,




I saw birds flying all over the ground.
It’s been so long time ago,
When I knew love was my mother’s activities.
Was it right? Not at all.

Now love has changed,
It’s not just a song to be sing.
It’s not a feel that always be a wrong sense of all.
But love is quietly a heart breaker.

Reff:
So love, please don’t spinning around my ear.
I just need to be alone at this time.
Because you succesfully broke my heart.
By a sweety metal chick.

In past, we can play with our own heart.
But now,
Have you even forget someone who you love much?
No.. You can’t

Now love has changed,
It’s not just a song to be sing.
It’s not a feel that always make a wrong sense.
Now love, break your heart.

Wo oah oh oah oh oh.
Wo oh oh oh oh oh oh uh.

Reff:
So love, please don’t spinning around my ear.
I just need to be alone at this time.
Because you succesfully broke my heart.
By a sweety metal chick.

So love,
Did it exciting to break people’s hearts?





It's not really great, but we're gonna try to making up this song. We'll see.