Senin, 26 Desember 2011

Nostalgia Memutar Ulang Waktu

Desember akhir. Kalau udah kayak gini, kita pasti mulai berfikir tentang rencana resolusi di tahun yg baru. Dan kebanyakan, biasanya, gagal diwujudkan. Aku inget rencana resolusiku pas mau masuk tahun 2011. Aku pengen jadi lebih rajin di sekolah, aku pengen tambah rajin sholat, dan lain-lain. Dan tebak, semuanya sekarang gagal aja. Nggak kejadian. Cuma rencana, rencana resolusi, yg sebenarnya, penting untuk dilaksanakan.

Dan ketika seperti ini juga, ketika kita sedang berfikir resolusi apa yg akan kita buat di tahun depan, flashback kenangan di tahun 2011 biasanya juga akan bermunculan di kepala kita. Seperti terjadi nostalgia, di otak kita sendiri. Aku ingat pas aku Praktik Kerja Lapangan di Solo, aku ingat disana aku ditaksir sama mbaknya teman disana, aku ingat aku tidak menghiraukan dia karena aku punya pacar, mantan pacar, yg lebih baik di Semarang. Aku ingat sehabis pulang PKL rambutku gondrong, aku ingat ketika masuk sekolah pertama kali dengan keadaan gondrong ini sangat banyak adik kelas yg melihat takjub. Aku ingat saat dipanggil “mbak” sama guru karena gondrongnya rambutku ini berlebihan. Aku ingat ketika pertama kali nonton konser The S.I.G.I.T., aku ingat ketika itulah pertama kali aku kecanduan rokok. Aku ingat ketika menonton konser The S.I.G.I.T. yg kedua kalinya aku hampir tidak bisa bernafas karena saking semangatnya. Aku ingat ketika aku menyakiti perasaan perempuan yg aku sayang, aku ingat ketika aku disakiti perempuan yg sangat aku sayang. Aku ingat ketika pertama kali menonton Efek Rumah Kaca secara langsung. Aku ingat ketika aku dapat peringkat 14 di semester pertama kelas 12 ini, aku ingat betapa excited-nya aku ketika ibu ngomong peringkatku itu. Aku ingat bagaimana aku jadian sama pacarku yg sekarang ini, aku ingat bagaimana gagunya aku ketika menyatakan cinta ke dia. Semua kenangan ini, flashback ini, memaksa untuk diingat. Sengaja, ataupun tidak.

Seperti potongan-potongan kenangan kecil kita, semuanya tiba-tiba bermunculan. Semua kenangan ini, yg baik untuk diingat ataupun tidak, selalu memaksa kita untuk mengingatnya.

Sudah waktunya untuk berubah, aku inginkan resolusi secara nyata. Resolusi, yg seharusnya, bisa aku kerjakan. Resolusiku:

-          -     Berhenti merokok,
-          -     Lulus SMK ini, lolos Ujian Nasional, dengan nilai yg memuaskan,
-          -     Masuk ke ISI (Institut Seni Indonesia), Jogja,
-          -     Nyetir mobil keliling kota, dan
-          -     Lain-lain.

Amin.

Pada akhirnya, kita biasanya, hanya akan mengamini resolusi kita. Tanpa tau apakah kita akan serius untuk melaksanakannya. Dan pada akhirnya, resolusi hanya menjadi doa atau harapan. Bukan keinginan yg dibutuhkan.

Sudahlah, sudah cukup nostalgia sambil memutar ulang waktunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar