Gara-gara si Ronto, aku jadi kepikiran betapa randomnya kita saat sedang tidur. Iya, gara-gara dia bikin blog Saat Seseorang Sedang Tertidur. Blog absurd yg aku bahkan nggak tau motivasinya Ronto apaan pas bikin blog ini. Tapi postingan ini nggak ada hubungannya sama sekali sama blog absurdnya dia. Aku cuman kepikiran sama kata "tidur". Momen paling random yg manusia pernah miliki. Ya, setidaknya ini menurut otak cerdasku.
Saat kita tidur, secara tidak sadar kita juga sering kali sedang ber-smack down ria dengan kasur kita. Menendang, memukul, meremas, dan terkadang kita juga meludahi kasur kita (baca: ngiler). Kadang saat kita sedang tidur, kita juga ditontoni dengan hal-hal aneh berbau film horror Indonesia jaman sekarang. Yap, sisi porno. Dan yg masih ngebuat aku mikir dengan yg satu ini adalah, apakah kita berdosa saat mendapatkan mimpi dewasa ini? Hope not. Saat kita sedang tidur, kita juga akan memanggil-manggil atau mengigau-igau nama seseorang. Seperti yg biasanya ada di film romantis (yg sebetulnya tidak romantis) Indonesia. Si perempuan sedang di rumah sakit, sakit tentunya. Si tokoh pria datang menjenguk. Lalu si perempuan manggil-manggil nama si pria ini. Perempuan ini semacam ingin memesan bakso. Kemudian si tokoh perempuan bangun dan melihat si pria, senyum, kemudian sehat wal'afiat. Naskah yg absurd. Kalau hal seperti ini bisa beneran diterapkan di kehidupan beneran mungkin dokter akan jadi pengangguran bapuk.
Secara tidak sadar, saat kita sedang tertidur, jiwa kita sebenarnya sedang melapor ke Akhirat tentang apa-apa saja yg sudah kita lakukan seharian kemarin. Seperti yg dikatakan guru SD-ku. Jiwa kita pergi, dan katanya bertemu dengan Tuhan atau siapapun untuk melapor. Maha Besar. Di hidup ini, ada milyar-an orang yg juga hidup dan tentunya melapor juga saat raganya tertidur. Bagaimana bisa secepat itu? Aku hanya membayangkan hal absurd seperti, jiwa kita mengantri untuk melapor, dan terkadang jiwa kita bisa terinjak oleh sekumpulan antri yg tidak sabar lagi, kemudian kita mati saat tertidur. Ya, absurd. Atau, jiwa kita mengantri seperti sedang mengantri sembako murah sambil menggenggam kupon di tangan. Berteriak-teriak, saling dorong, dan saling ingin mendahului. Betapa lucunya negri kita saat ada hal semacam ini. Tapi, Akhirat tidak seribet negri kita. Pastinya Tuhan punya cara yg tidak terfikirkan untuk hal yg satu ini dan hal-hal lainnya di hidup kita.
Aku ngetik ini pas barusan bangun tidur, jadi kalau banyak sekali ditemukan kata-kata yg di luar nalar mohon dimaklumi *kembali ke pelukan kasur tercinta*.
Secara tidak sadar, saat kita sedang tertidur, jiwa kita sebenarnya sedang melapor ke Akhirat tentang apa-apa saja yg sudah kita lakukan seharian kemarin. Seperti yg dikatakan guru SD-ku. Jiwa kita pergi, dan katanya bertemu dengan Tuhan atau siapapun untuk melapor. Maha Besar. Di hidup ini, ada milyar-an orang yg juga hidup dan tentunya melapor juga saat raganya tertidur. Bagaimana bisa secepat itu? Aku hanya membayangkan hal absurd seperti, jiwa kita mengantri untuk melapor, dan terkadang jiwa kita bisa terinjak oleh sekumpulan antri yg tidak sabar lagi, kemudian kita mati saat tertidur. Ya, absurd. Atau, jiwa kita mengantri seperti sedang mengantri sembako murah sambil menggenggam kupon di tangan. Berteriak-teriak, saling dorong, dan saling ingin mendahului. Betapa lucunya negri kita saat ada hal semacam ini. Tapi, Akhirat tidak seribet negri kita. Pastinya Tuhan punya cara yg tidak terfikirkan untuk hal yg satu ini dan hal-hal lainnya di hidup kita.
Aku ngetik ini pas barusan bangun tidur, jadi kalau banyak sekali ditemukan kata-kata yg di luar nalar mohon dimaklumi *kembali ke pelukan kasur tercinta*.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar