Senin, 19 Desember 2011

Aku Rindu Anita Fajar

Sore ini hujan. Seperti biasanya. Senjaku yg sendu dan sunyi. Selalu saja dihiasi dengan titik-titik hujan yg jatuh perlahan sambil menari indah. Tak ada guntur, kilatan cepat, tak ada angin yg terlalu kencang, tapi dinginnya sudah cukup bagiku untuk menyalakan beberapa batang rokok dan menyeduh secangkir kopi. Untuk menghangatkan tubuhku yg sebenarnya cukup kedinginan. Gerimis. Kata orang-orang jika hujannya semesra ini.

Sambil memandangi hujan di senja yg mesra ini, aku sadar sesuatu. Aku rindu dia. Aku ingin bertemu dengannya. Aku ingin melihat senyum lugu yg terbentuk dari bibir manisnya. Aku ingin menggenggam tangan kecilnya yg dingin. Sebagaimana semuanya ini, aku ingin dia ada di sisiku. Dan, melihat hujan yg indah ini bersama-sama. Setelah satu seruputan kopi hangatku, aku mengirim pesan singkat ke ponselnya. "Di Pudak Payung hujannya bagus lho. Coba kamu disini." Setelah kulihat status pesan singkatku berubah menjadi delivered, aku sadar sesuatu. Dia, mungkin, sedang jengkel denganku. Dan mungkin tidak akan membalas sms-ku dulu.

Aku melamun sendirian di teras rumah dinas ayahku. Tidak, tidak sendiri. Bersama sahabat setiaku, sekotak rokok yg penuh coretan gadis yg sedang aku rindukan, dan secangkir kopi hangat yg kuseduh sendiri, yg sebenarnya terasa lumayan pahit. Aku tersengau lagi. Rasa rinduku yg sangat besar ini, sungguh, membuat galau. Seperti kita terpisah sebegitu jauhnya, sebegitu lamanya. Padahal kita berada di kota yg sama, di keadaan yg sama, di detak jantung yg bermelodi sama kencangnya, dan di waktu yg berdetak sama cepatnya. Rindu ini, tidak memikirkan itu semua. However, when you love someone, you will never let her go. You just want her here, on your side, sharing love between the separates wall.

Seketika lamunanku pecah. Ponselku berdering. Aku cek, ada pesan singkat yg masuk. Dari dia. Dia yg, kupikir, sedang jengkel denganku. Kubuka, lalu bibirku tersenyum kecil. Disana tertulis, "Aku sayang kamu." Dengan emoticon senyum di akhir pesan singkatnya. Kini di otakku hanya dipenuhi bahagia. Seperti ini. Seperti inilah senja yg ku inginkan. Seperti senja-senja lain di hariku kemarin, dan sebelumnya. Inilan senja yg aku ingin. Senja yg bisa membawa tenang di hatiku yg senang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar